Hasil riset dari Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyatakan berdasarkan pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013) 1, skor rata-rata kebahagian mitra yang ditemukan pada penelitian ini adalah 24,3 dari skala maksimal 35.

"Artinya secara umum mitra Gojek tergolong cukup puas dengan hidupnya yang menjadi lebih baik dan merasa bahagia. Mitra Gojek bahagia bisa bergabung dengan karya anak bangsa," kata Peneliti LD FEB UI Bagus Takwin dalam siaran tertulisnya, Selasa.

Bagus memaparkan mitra memaknai pekerjaan mereka lebih dari sekadar menghasilkan uang untuk memenuhi kepentingan sendiri dan keadaan mitra Gojek yang bahagia bisa membuat mereka tetap semangat memperbaiki hidup sehingga bisa naik tangga kelas ekonomi dan sosial.

"Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna karena dengan menjadi mitra Gojek, mereka bisa membantu banyak orang dan menebarkan kebaikan. Dalam konteks industri digital yang menganut sistem kemitraan seperti Gojek, makna kerja menjadi penting karena setiap orang punya pilihan dan otonomi dalam bekerja, yang mana ini lebih memberdayakan mitra," kata dia.

Dia menyatakan kebahagiaan (wellbeing) menjadi optimal dengan adanya rancangan kemitraan Go-Jek, yang memungkinkan mitra memiliki kebebasan terhadap target dan waktu kerja mereka.

Salah seorang mitra atau pengemuji ojek online Gojek di Bandung, Chairul (45 tahun) mengaku bangga bisa menjadi bagian dari Gojek.  

Chairul mengatakan akan terus berjuang untuk Gojek meski banyak aplikator menawarkan janji-janji  pemasukan lain.

"Bangga dalam artian bisa merasakan nasionalisme atau solidaritas, kita punya label bendera merah putih dan ini yang membuat saya sangat bangga sekali. Ke depan saya akan fight ke gojek. Tidak akan pindah haluan walaupun masukan dari aplikator lain menawarkan kepada saya, saya tetap berjuang untuk Gojek," katanya.

Semenjak bergabung pada 2015, Chairul menyebutkan Gojek membawa perubahan yang signifikan bagi dia dan keluarganya dan Gojek juga dinilai Chairul memberikan banyak pengalaman dan ilmu-ilmu baru melalui sharing.

"Sampai hari ini masih dikasih kesempatan sama gojek untuk mencari nafkah. Saya sangat bahagia dan puas sekali, bangga menjadi bagian dari Gojek. Gojek sangat berperan memberikan kontribusi baik untuk mitra drivernya dan secara global keluarga dan kebutuhan hidup. Dan kepuasan sendiri di saat melayani customer," katanya.

Menjadi mitra pengemudi ojek online tentu tidak selamanya berjalan lancer. Chairul tak menampik jika selama bekerja mengalami trouble atau masalah dengan aplikasi, hanya saja Chairul sangat memahami hal tersebut.

Sebagai alat transportasi berbasi online, kata Chairul, wajar jika sewaktu-waktu mengalami gangguan pada sistem apalagi jumlah mitra pengemudi semakin hari semakin bertambah. Begitu pula dengan penggunanya.

"Ya semakin bertambahnya mitra-mitra gojeknya semenjak 2015 sampai 2019 ini otomatis secara sistem akan mengalami perbaikan-perbaikan karena mitra terus bertambah, dan ada penambahan-penambahan layanan juga untuk keamanan dan kenyamanan pelanggan. Tapi Alhamdulillah selama ini tidak jadi sangat berarti meski ada eror atau kesalahan sistem Gojek dengan cepat melalui pesan aplikasi mengkonfirmasi, dan driver-driver memaklumi.," ujarnya.

"Semakin ke sini kalau ada trouble ada error Gojek semakin cepat merespon. Bisa melalui call center bahkan sekarang udah ada tombol bantuan jika di jalan terjadi sesuatu. Gojek juga merespon masukan-masukan dari driver dan customer. Ini sangat terasa sekali kalau Gojek selalu melakukan inovasi-inovasi," lanjutnya.


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019