Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn mengatakan selama dua hari ke depan kecepatan angin di Wilayah Cirebon mencapai 56 Km/jam, sehingga masyarakat perlu waspada adanya potensi pohon tumbang.
"Diprakirakan kecepatan angin dapat mencapai maksimum hingga 56 Km/jam, dan masih akan berlangsung hingga dua hari ke depan," kata Faiz di Majalengka, Senin (19/8).
Peningkatan kecepatan angin di Wilayah Cirebon, kata Faiz, disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan di wilayah Utara dan Selatan ekuator .
Di mana posisi matahari yang berada di utara ekuator mendukung terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut yang mencapai 991 hPa.
Sedangkan di wilayah selatan mulai terbentuk pusat tekanan tinggi, perbedaan tekanan yang cukup signifikan tersebut berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan ekuator.
"Mengingat Wilayah Cirebon yang berada di selatan dekat dengan pusat tekanan tinggi berada di daratan Australia dan didukung oleh faktor lokal adanya Gunung Ciremai, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan angin," ujarnya.
Untuk itu BMKG, kata Faiz, mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan.
Seperti terjadinya pohon tumbang, debu, kebakaran lahan/hutan yang bisa menjalar akibat kencangnya angin dan lain sebagainya.
"Peningkatan angin juga bisa meningkatkan tinggi gelombang di perairan Utara Cirebon dan Indramayu, dan itu perlu diwaspadai khususnya bagi nelayan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Diprakirakan kecepatan angin dapat mencapai maksimum hingga 56 Km/jam, dan masih akan berlangsung hingga dua hari ke depan," kata Faiz di Majalengka, Senin (19/8).
Peningkatan kecepatan angin di Wilayah Cirebon, kata Faiz, disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan di wilayah Utara dan Selatan ekuator .
Di mana posisi matahari yang berada di utara ekuator mendukung terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut yang mencapai 991 hPa.
Sedangkan di wilayah selatan mulai terbentuk pusat tekanan tinggi, perbedaan tekanan yang cukup signifikan tersebut berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan ekuator.
"Mengingat Wilayah Cirebon yang berada di selatan dekat dengan pusat tekanan tinggi berada di daratan Australia dan didukung oleh faktor lokal adanya Gunung Ciremai, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan angin," ujarnya.
Untuk itu BMKG, kata Faiz, mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan.
Seperti terjadinya pohon tumbang, debu, kebakaran lahan/hutan yang bisa menjalar akibat kencangnya angin dan lain sebagainya.
"Peningkatan angin juga bisa meningkatkan tinggi gelombang di perairan Utara Cirebon dan Indramayu, dan itu perlu diwaspadai khususnya bagi nelayan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019