Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan kolaborasi dan inovasi menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin.
"Pekerjaan rumah ASN di Tanah Pasundan adalah mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin dan visi itu bisa dicapai dengan kolaborasi dan inovasi," kata Gubernur Emil saat menjadi pembina apel besar Peringatan Hari Jadi Jabar Ke-74 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin.
Provinsi Jawa Barat (Jabar) menginjak usia 74 tahun pada 19 Agustus 2019 dan Gubernur Emil berterima kasih kepada seluruh ASN dari tingkat provinsi hingga desa yang telah menjadikan Jabar provinsi termaju.
"Visi mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan inovasi dan kolaborasi pada tahun 2023 tidak akan terjadi tanpa kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas semua pihak," kata Emil.
"Oleh karena itu, berpegang pada model kerja sama Pentahelix, kami sangat terbuka untuk upaya-upaya kolaboratif yang melibatkan akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah pusat/kabupaten/kota, dan media dalam pembangunan Jawa Barat," imbuhnya.
Emil juga menyatakan, ada dua hal yang menjadi fokus pembangunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini, yakni infrastruktur dan pariwisata.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang terencana akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat karena konektivitas antar daerah semakin baik.
"Pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menetes hingga ke level paling bawah masyarakat. Sedangkan, pembangunan infrastruktur yang terencana dan baik akan berdampak pada konektivitas dan pertumbuhan ekonomi sehingga berujung pada terwujudnya kesejahteraan warga Jawa Barat," katanya.
Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Emil-Uu Ruzhanul Ulum juga tengah mengakselerasi proses pembangunan desa dan hal itu dilakukan guna menggerus kesenjangan ekonomi pedesaan dengan perkotaan.
"Jawa Barat memiliki 5.312 desa. Alhamdulillah dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan kita berhasil meningkatkan status desa mandiri menjadi 98 desa (2x lipat sebelumnya), dan status desa maju bertambah menjadi 500 desa. Sehingga saat ini sudah tidak ada lagi desa tertinggal di Jawa Barat," katanya.
Keberhasilan Pemdaprov Jabar dalam meningkatkan kesejahteraan pedesaan tidak lepas dari inovasi bernama Desa Juara yang memiliki tiga pilar, yakni digitalisasi layanan desa, One Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa).
Dari tiga pilar tersebut turun sederet program, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Jembatan Gantung Desa (Jantung Desa), Jalan Mulus Desa, Sapa Warga, dan banyak program lainnya. Program-program itu dirancang untuk menyelesaikan masalah masyarakat pedesaan.
Menjelang satu tahun kepemimpinan Emil-Uu, Pemdaprov Jabar memperoleh 46 penghargaan tingkat nasional.
Menurut Emil, penghargaan bukan tujuan utama Pemdaprov Jabar saat ini, tetapi banyaknya penghargaan yang didapatkan menjadi bukti bahwa Pemdaprov Jabar memiliki kinerja yang baik dan kompetitif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pekerjaan rumah ASN di Tanah Pasundan adalah mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin dan visi itu bisa dicapai dengan kolaborasi dan inovasi," kata Gubernur Emil saat menjadi pembina apel besar Peringatan Hari Jadi Jabar Ke-74 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin.
Provinsi Jawa Barat (Jabar) menginjak usia 74 tahun pada 19 Agustus 2019 dan Gubernur Emil berterima kasih kepada seluruh ASN dari tingkat provinsi hingga desa yang telah menjadikan Jabar provinsi termaju.
"Visi mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan inovasi dan kolaborasi pada tahun 2023 tidak akan terjadi tanpa kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas semua pihak," kata Emil.
"Oleh karena itu, berpegang pada model kerja sama Pentahelix, kami sangat terbuka untuk upaya-upaya kolaboratif yang melibatkan akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah pusat/kabupaten/kota, dan media dalam pembangunan Jawa Barat," imbuhnya.
Emil juga menyatakan, ada dua hal yang menjadi fokus pembangunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini, yakni infrastruktur dan pariwisata.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang terencana akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat karena konektivitas antar daerah semakin baik.
"Pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menetes hingga ke level paling bawah masyarakat. Sedangkan, pembangunan infrastruktur yang terencana dan baik akan berdampak pada konektivitas dan pertumbuhan ekonomi sehingga berujung pada terwujudnya kesejahteraan warga Jawa Barat," katanya.
Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Emil-Uu Ruzhanul Ulum juga tengah mengakselerasi proses pembangunan desa dan hal itu dilakukan guna menggerus kesenjangan ekonomi pedesaan dengan perkotaan.
"Jawa Barat memiliki 5.312 desa. Alhamdulillah dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan kita berhasil meningkatkan status desa mandiri menjadi 98 desa (2x lipat sebelumnya), dan status desa maju bertambah menjadi 500 desa. Sehingga saat ini sudah tidak ada lagi desa tertinggal di Jawa Barat," katanya.
Keberhasilan Pemdaprov Jabar dalam meningkatkan kesejahteraan pedesaan tidak lepas dari inovasi bernama Desa Juara yang memiliki tiga pilar, yakni digitalisasi layanan desa, One Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa).
Dari tiga pilar tersebut turun sederet program, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Jembatan Gantung Desa (Jantung Desa), Jalan Mulus Desa, Sapa Warga, dan banyak program lainnya. Program-program itu dirancang untuk menyelesaikan masalah masyarakat pedesaan.
Menjelang satu tahun kepemimpinan Emil-Uu, Pemdaprov Jabar memperoleh 46 penghargaan tingkat nasional.
Menurut Emil, penghargaan bukan tujuan utama Pemdaprov Jabar saat ini, tetapi banyaknya penghargaan yang didapatkan menjadi bukti bahwa Pemdaprov Jabar memiliki kinerja yang baik dan kompetitif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019