Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial lainnya melalui program-program pemberdayaan umat, memproduksi sekitar 500 ribu hingga satu juta kaleng Superqurban yang bisa bertahan hingga tiga tahun.

"Alhamdulillah selama tiga tahun terakhir alhamdulillah pertumbuhan pequrban di Rumah Zakat mencapai 20%. Kami memproduksi 500 ribu hingga 1 juta kaleng Superqurban yang bisa bertahan selama tiga tahun," kata CEO Rumah Zakat Nur Efendi, Kamis.

Menurutnya, daging qurban bisa disimpan lebih lama dan tidak menumpuk di satu tempat sehingga bisa didistribusikan secara merata, bahkan bisa menjadi solusi pemenuhan pangan warga disaat bencana. 

"Hal tersebut sesuai dengan hadist yang disampaikah Aisyah untuk mengasinkan atau mengawetkan daging udhiyyah atau qurban," kata dia.

Nur mengatakan hingga pertengahan tahun 2019, Rumah Zakat telah mendistribusikan 14.398 Superqurban di 59 titik bencana di Indonesia. 

Dia menjelaskan Superqurban hadir sebagai salah satu solusi untuk ketahanan pangan dan kesiapsiagaan bencana yang diolah dan dikemas dalam bentuk kornet dan rendang. 

Adapun titik lokasi pendistribusian Superqurban berada di  21 provinsi, di antaranya pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Riau, dan Papua untuk warga yang terdampak bencana gempa, banjir, longsor, dan kebakaran. 

Selain mendistribusikan Superqurban di wilayah bencana, Rumah Zakat juga menyalurkan 140.000 air bersih, 1.018 sembako, mendirikan 4.150 Pos Segar, makanan siap saji, dan perlengkapan sekolah. 

"Adapun total penerima manfaat selama Juli 2019 sebanyak 15.372 orang," kata dia.


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019