Sejumlah anak dan keluarga besar Arswendo Atmowiloto tak kuat menahan haru saat mengikuti prosesi pemakaman sastrawan dan wartawan senior itu di kompleks pemakaman mewah San Diego Hills Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu.
Selama prosesi pemakaman, anak-anak almarhum terlihat beberapa kali menyeka air mata dan berusaha menahan haru.
Istri almarhum Arswendo Atmowiloto, Agnes Sri Hartini, terlihat haru memberikan penghormatan terakhir saat pemakaman di San Diego Hills, Karawang.
"Kami sangat sedih dan kehilangan. Tapi bapak mengajarkan kami untuk menerima sesuatu yang terjadi. Bapak mengajarkan agar selalu bersyukur," kata Caecilia Tiara, anak ketiga Arswendo Atmowiloto.
Ia menyampaikan bahwa semasa hidupnya, Arswendo sosok yang baik dan bertanggung jawab.
Selain itu, kata dia, Arswendo juga sosok periang dan humoris.
"Saat di rumah bapak itu menjadi teman atau sahabat, suka bercanda kepada anak dan cucu-cucunya," kata dia.
Caecilia menyampaikan bahwa ayahanda sebelum meninggal dunia sedang menyelesaikan karyanya berupa novel yang berjudul "Barabas".
"Sejauh yang saya tahu, itu menjadi novel terakhir yang terbit," katanya.
Pria kelahiran Surakarta, 26 November 1948 itu, meninggal dunia dalam usia 70 tahun, pada Jumat (19/7), pukul 17.50 WIB.
Arswendo meninggal dunia di rumahnya, di Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, karena sakit yang dideritanya, kanker prostat (kandung kemih). Sebelumnya, selama beberapa waktu, Arswendo juga mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca juga: Jenazah Arswendo diberangkatkan dari rumah duka untuk misa pelepasan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Selama prosesi pemakaman, anak-anak almarhum terlihat beberapa kali menyeka air mata dan berusaha menahan haru.
Istri almarhum Arswendo Atmowiloto, Agnes Sri Hartini, terlihat haru memberikan penghormatan terakhir saat pemakaman di San Diego Hills, Karawang.
"Kami sangat sedih dan kehilangan. Tapi bapak mengajarkan kami untuk menerima sesuatu yang terjadi. Bapak mengajarkan agar selalu bersyukur," kata Caecilia Tiara, anak ketiga Arswendo Atmowiloto.
Ia menyampaikan bahwa semasa hidupnya, Arswendo sosok yang baik dan bertanggung jawab.
Selain itu, kata dia, Arswendo juga sosok periang dan humoris.
"Saat di rumah bapak itu menjadi teman atau sahabat, suka bercanda kepada anak dan cucu-cucunya," kata dia.
Caecilia menyampaikan bahwa ayahanda sebelum meninggal dunia sedang menyelesaikan karyanya berupa novel yang berjudul "Barabas".
"Sejauh yang saya tahu, itu menjadi novel terakhir yang terbit," katanya.
Pria kelahiran Surakarta, 26 November 1948 itu, meninggal dunia dalam usia 70 tahun, pada Jumat (19/7), pukul 17.50 WIB.
Arswendo meninggal dunia di rumahnya, di Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, karena sakit yang dideritanya, kanker prostat (kandung kemih). Sebelumnya, selama beberapa waktu, Arswendo juga mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca juga: Jenazah Arswendo diberangkatkan dari rumah duka untuk misa pelepasan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019