Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung saat ini sudah mencapai 80 persen dan jika tidak ada halangan pembangunannya ditargetkan bisa selesai pada November 2019.
"Alhamdulillah Terowongan Nanjung sudah 80 persen-an kalau enggak ada halangan November selesai, sehingga bulan itu digunakan untuk mengurangi pelambatan pengaliran air yang sebabkan banjir tahun lalu," kata Gubernur Emil seusai memimpin Rapat Koordinasi Revitalisasi DAS Citarum, di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Pada 10 Maret 2019, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono, Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum, Bupati Bandung Dadang M Nasser meninjau langsung pembangunan terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung yang sudah mangkrak selama 15 tahun.
Dua terowongan Nanjung tersebut menembus tebing sepanjang 230 meter direncanakan jika sudah berfungsi akan mengurangi lama dan luas genangan air atau banjir pada musim hujan di Kecamatan Dayeuh Kolot dan sekitarnya.
Gubernur Emil menuturkan selain tentang progres pembangunan Terowongan Nanjung, dalam rapat tersebut juga dibahas tentang penanggulan sampah di DAS Citarum.
"Jadi tahun ini masih tahun merencanakan, kegiatan-kegiatan penunggalangan sampah masih seadanya. Belum pakai penanganan dengan konsep dengan anggaran Rp1,4 triliun (bantuan Bank Dunia)," kata dia.
"Kita tetap komitmen, di lapangan jauh berkurang. Tapi solusi penumpukannya (sampah) masih ada jadi kita rapatkan ini supaya sebulan sekali kita ada update sebulan sekali sampai mana," kata dia.
Lebih lanjut Gubernur Emil mengatakan dalam rapat tersebut juga membahas tentang rencana pembangunan kolam retensi lainnya di Kabupaten Bandung untuk mencegah banjir, yakni kolam retensi di Kawasan Andir.
"Kalau enggak ada halangan, pembebasan lahan danau retensi sebesar 5,6 hektare di Kawasan Andir akan eksekusi, penyodetan sama termasuk memaksimalkan pengerukan sungai untuk mengurangi sedimentasi di Citarum," kata dia.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Alhamdulillah Terowongan Nanjung sudah 80 persen-an kalau enggak ada halangan November selesai, sehingga bulan itu digunakan untuk mengurangi pelambatan pengaliran air yang sebabkan banjir tahun lalu," kata Gubernur Emil seusai memimpin Rapat Koordinasi Revitalisasi DAS Citarum, di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Pada 10 Maret 2019, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono, Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum, Bupati Bandung Dadang M Nasser meninjau langsung pembangunan terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung yang sudah mangkrak selama 15 tahun.
Dua terowongan Nanjung tersebut menembus tebing sepanjang 230 meter direncanakan jika sudah berfungsi akan mengurangi lama dan luas genangan air atau banjir pada musim hujan di Kecamatan Dayeuh Kolot dan sekitarnya.
Gubernur Emil menuturkan selain tentang progres pembangunan Terowongan Nanjung, dalam rapat tersebut juga dibahas tentang penanggulan sampah di DAS Citarum.
"Jadi tahun ini masih tahun merencanakan, kegiatan-kegiatan penunggalangan sampah masih seadanya. Belum pakai penanganan dengan konsep dengan anggaran Rp1,4 triliun (bantuan Bank Dunia)," kata dia.
"Kita tetap komitmen, di lapangan jauh berkurang. Tapi solusi penumpukannya (sampah) masih ada jadi kita rapatkan ini supaya sebulan sekali kita ada update sebulan sekali sampai mana," kata dia.
Lebih lanjut Gubernur Emil mengatakan dalam rapat tersebut juga membahas tentang rencana pembangunan kolam retensi lainnya di Kabupaten Bandung untuk mencegah banjir, yakni kolam retensi di Kawasan Andir.
"Kalau enggak ada halangan, pembebasan lahan danau retensi sebesar 5,6 hektare di Kawasan Andir akan eksekusi, penyodetan sama termasuk memaksimalkan pengerukan sungai untuk mengurangi sedimentasi di Citarum," kata dia.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019