Bandung (ANTARA News) - Diplomacy Festival (DiploFest) yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI bertujuan memfasilitasi minat anak muda terhadap isu-isu politik luar negeri (polugri).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa melalui acara yang sudah diselenggarakan di tiga universitas di Tanah Air ini, masyarakat bisa mengetahui capaian dalam bidang polugri sekaligus menyampaikan aspirasi  atas kebijakan yang disusun pemerintah.

"Ini adalah waktu yang baik untuk mendengarkan masukan dari anak-anak muda, karena polugri disusun untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat kita," kata Menlu Retno sebelum menyampaikan kuliah umum sebagai rangkaian DiploFest di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Rabu.

Sejak pertama kali diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Oktober kemudian di Universitas Airlangga (Unair) pada November, minat anak muda terhadap DiploFest sangat tinggi.

Di Unpad sendiri, tidak kurang 2.000 mahasiswa mendaftar untuk mengikuti kuliah umum mengenai kiprah diplomasi dan polugri oleh Menlu Retno Marsudi.

Sehari sebelumnya, sebanyak 2.665 mahasiswa berpartisipasi dalam kuliah umum yang diisi oleh para pejabat eselon I Kemlu di enam universitas di Bandung yaitu Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Universitas Pasundan (UNPAS), Universitas Langlangbuana, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Islam Bandung (UNISBA), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati.

Puncak acara DiploFest Bandung dimulai pada pukul 12.00 WIB saat para pengunjung berkesempatan mendalami secara langsung berbagai praktik diplomasi di area stan DiploFest. Area ini dibagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu Diplomates, Talking Points, Protocol 101, Friends of Indonesia dan Edufair, serta Talkshow

Di area Diplomates, pengunjung dapat berbincang dengan diplomat-diplomat Indonesia mengenai pengalaman menjadi duta bangsa di mancanegara. 

Selanjutnya, area Talking Points menyajikan berbagai pelatihan soft skills tekait diplomasi, antara lain simulasi sidang PBB dan public speaking.

Di area Protocol 101, pengunjung dapat belajar tentang hal-hal keprotokoleran dalam pergaulan internasional.
 
Tidak hanya mengenal seluk beluk diplomasi Indonesia, pengunjung juga bisa berkenalan dengan budaya negara-negara sahabat di area Friends of Indonesia.

Sementara itu, area Edufair juga menawarkan informasi-informasi penting seputar beasiswa yang langsung diberikan oleh institusi-institusi pemberi beasiswa. Jika berminat, pengunjung dapat pula mencoba simulasi TOEFL dan IELTS.
 
Malam harinya, sajian musik dari grup band dan musisi kenamaan Indonesia, yaitu Diskoria, Maliq & D’Essentials, dan Tulus, akan memeriahkan DiploFest.

Sebagai bentuk pengejawantahan visi Nawacita Presiden Joko Widodo melalui diplomasi membumi untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk rakyat serta langsung bisa dirasakan, Kemlu secara khusus berupaya mengenalkan tugas-tugas diplomat Indonesia di berbagai negara dan organisasi internasional kepada kalangan muda sebagai generasi penerus pelaku diplomasi di masa depan.

"Anak-anak muda ini masa depan kita. Kami ingin mereka paham bahwa kepentingan mereka dipertimbangkan dan dimasukkan dalam kebijakan-kebijakan polugri, salah satunya keberpihakan kita terhadap Palestina dan perlindungan WNI," kata Menlu Retno. ***2***

Baca juga: Diplofest gambarkan capaian Kemenlu

Baca juga: Kemlu: belum ada kedekatan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Islam

Baca juga: Konflik kontemporer masih hambat kerja sama antarnegara Islam

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018