Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa saat ini pemerintahannya gencar melakukan pembangunan infrastruktur maka tidak mungkin hanya mengandalkan pembiayaan dari anggaran pemerintah saja sehingga perlu inovasi.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, inovasi di bidang pembiayaan ini dinyatakan Presiden Jokowi pada hari terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2018.

Pernyataan ini disampaikan Presiden saat menghadiri Leaders Retreat dan Working Lunch dalam rangkaian KTT APEC 2018 yang dihelat di APEC Haus, Port Moresby, Papua Nugini, Minggu (18/11).

Hal tersebut juga disampaikan Presiden dan mulai dibahas pada saat Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank di Bali.

"Blended finance" merupakan salah satu inovasi yang perlu mendapat dukungan, di mana dalam forum tersebut, Presiden juga menuturkan bahwa saat ini dunia sudah masuk pada era digital di mana e-commerce dan sosial media itu sudah ada di mana-mana.

Oleh karena itu, Presiden mengatakan terjadi pergeseran besar dari konsumsi barang menjadi konsumsi pengalaman. Konsumen di seluruh dunia jadi mengincar pengalaman petualangan dan hiburan

Saat ini, pertumbuhan pariwisata dunia, sekitar tujuh persen atau dua kali lipat dari laju ekonomi dunia yang hanya sekitar 3,5 persen.

Bloomberg menghitung bahwa dalam 15 sampai 25 tahun ke depan, 1 dari 4 lapangan kerja baru datangnya dari sektor pariwisata.

Selain ekonomi digital dan ekonomi maritim,  Presiden mengusulkan isu pariwisata dan "lifestyle"  dapat masuk agenda APEC pasca-Bogor.

Baca juga: Presiden tekankan pentingnya infrastruktur di hadapan KTT APEC

Baca juga: Presiden sebut pembangunan infrastruktur bukan untuk gagah-gagahan

Baca juga: Wapres: kemacetan Jakarta karena kemajuan belum diimbangi infrastruktur


 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018