Chiang Rai, Thailand (ANTARA News) - Pelatih sepakbola 12 remaja Thailand, yang diselamatkan dari gua terendam pada pekan ini, adalah pria rendah hati, yang mencintai olahraga dan berharap bisa menjadi warga negara Thailand, kata sejumlah orang dekat, Kamis.

Pelatih bernama Ekkapol Chantawong itu, biasa dipanggil Ek dan berusia 25 tahun, menjadi pusat perhatian sebagai satu-satunya orang dewasa di antara 13 yang terjebak di gua di Provinsi Chiang Rai pada 23 Juni.

Semua korban diselamatkan melalui jalur terendam air pada pekan ini.

Ek, 25, bersama 12 remaja yang dilatihnya kini berada di rumah sakit sejak diselamatkan dan tidak berbicara kepada umum mengenai masalah tersebut atau bagaimana rombongannya bisa terjebak banjir di gua itu. "Ek adalah pria rendah hati," kata anggota keluarganya, Charoenpol Rattanaweerachon.

"Dia mencintai olahraga, bersepeda dan sepakbola sejak muda. Dia adalah pemuda desa yang suka menikmati alam," kata Charoenpol.

Perhatian juga tertuju tentang status Ek di Thailand.

Dia adalah anggota dari minoritas Tai Lue, satu dari beberapa kelompok yang selalu berpindah-pindah selama beberapa generasi di kawasan di bagian perbatasan terbuka kawasan selatan China, Myanmar, dan Laos, serta utara Thailand.

Banyak di antara orang-orang seperti Ek bernasib tanpa negara.

Weenat Seesuk, pejabat Kementerian Dalam Negeri Thailand di Bangkok, mengatakan, Ek dan tiga bocah yang diselamatkan adalah orang tanpa negara.

"Mereka bukan warga negara Thailand," kata Weenat kepada Reuters, sambil menambahkan, mereka tengah memeriksa apakah mereka bisa diberi status kewarganegaraan.

Banyak orang Thailand di media sosial mengatakan, anak-anak dan pelatihnya harus menjadi warga negara Thailand.
"Dia akan senang menjadi seorang warga Thailand," kata Charoenopol.

Ek selama ini punya pekerjaan serabutan dan hidup sederhana, dan sering tidur di wihara bersama teman-temannya di kota Mae Sai di perbatasan Myanmar, tidak jauh dari kompleks gua.

Sementara itu, Chanta Chaichim, salah seorang ibu bocah yang diselamatkan, mengatakan bahwa Ek sudah seperti ayah bagi anaknya. "Ek bahkan mencuci baju anak saya setelah pelatihan," kata Chanta kepada Reuters.

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018