Riyadh (ANTARA News) - Sistem keamanan komputer Arab Saudi rentan terhadap virus "Shamoon 2", menurut pernyataan pejabat senior komunikasi kerajaan tersebut, Kamis (26/1).

Pernyataan tersebut mengonfirmasi laporan tentang serangan siber terhadap Arab Saudi.

Virus tersebut "menemukan metode baru yang tidak diduga oleh sistem pemerintah," ujar Abdulaziz al-Ruwais, pemimpin Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi, kepada surat kabar Makkah.

Ia mengatakan sejumlah lembaga terpengaruh oleh serangan virus tersebut dan mengungkapkan sejumlah langkah yang dapat digunakan perusahaan untuk melindungi jaringan komputer mereka.

Menurut laporan media setempat, Shamoon 2 menyerang sektor swasta dan sejumlah lembaga pemerintahan termasuk salah satu divisi di Kementerian Ketenagakerjaan.

Perusahaan keamanan global Symantec, Senin, tidak menyebut Arab Saudi sebagai lokasi penyerangan siber, tetapi mengatakan pihaknya "masih menyelidiki laporan peretasan baru di Timur Tengah yang melibatkan malware berbahaya yang digunakan grup Shamoon".

Perusahaan tersebut mengungkapkan pada Desember tahun lalu bahwa Shamoon digunakan dalam sejumlah peretasan di Arab Saudi.

Menurut laporan Arab News kala itu, Pusat Keamanan Siber Nasional "mendeteksi peretasan elektronik berbahaya terhadap sejumlah lembaga pemerintahan dan lembaga penting".

Pada Agustus 2016, media nasional setempat melaporkan serangan siber terhadap sejumlah lembaga pemerintahan dan lembaga penting.

Shamoon digunakan untuk menyerang sektor energi Arab Saudi pada 2012.

Saat itu, para pejabat intelijen Amerika Serikat menduga peretasan tersebut terkait dengan Iran.

Hubungan antara Arab Saudi dan Iran memanas dalam setahun terakhir, demikian dilaporkan AFP. (ab/)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017