Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Adiwarman Karim menyarankan kepada mahasiswa tingkat awal untuk mulai melakukan investasi di pasar modal terutama pada produk reksa dana, khususnya syariah.

"Untuk mahasiswa tingkat akhir, mereka bisa mencoba saham syariah dan trading online. Kalau mahasiswa tingkat awal, saya menyarankan mereka berinvestasi di reksa dana syariah atau sukuk (obligasi syariah)," ujar Adiwarman Karim ketika berbicara di hadapan investor yang menghadiri Festival Pasar Modal Syariah di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, produk investasi berbasis syariah akan marak di dalam negeri mengingat jumlah produk yang ada masih terbilang minim sementara permintaan terhadap produknya terus meningkat.

Ia menambahkan bahwa tren pasar modal syariah mulai atraktif seiring terus meningkatnya jumlah saham syariah di Buras Efek Indonesia (BEI) dan nilai transaksinya. Jumlah saham syariah mencapai 318 saham atau sekitar 61 persen dari total saham yang tercatat di BEI.

Meski demikian, Adiwarman Karim mengingatkan agar regulator pasar modal beserta komunitas ekonomi syariah terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi masyarakat mengenai investasi berbasis syariah, terutama pasar modal.

"Masih banyak masyarakat belum melek mengenai keuntungan berinvestasi di saham syariah," katanya.

Padahal, lanjut dia, tren ekonomi nasional yang terus mengalami pertumbuhan berpotensi memberikan tingkat imbal hasil yang baik bagi masyarakat sehingga pada akhirnya dapat mendorong tingkat kesejahteraan, maka cukup disayangkan jika produk investasi itu tidak dimanfaatkan.

"Kalau pasar modal kan mengikuti ekonomi, kalau ekonomi bagus maka saham juga bagus," kata Adiwarman Karim.

Ia menambahkan bahwa pilihan produk investasi syariah juga akan semakin beragam dan bertambah ke depannya. Per Maret ini sudah ada lima produk reksa dana syariah baru didaftarkan oleh penebitnya ke DSN MUI.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016