Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Pusat Perlawanan Rakyat Indonesia menuntut bangkitnya bangsa Indonesia memanfaatkan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Rabu siang.

Elemen masyarakat yang terdiri dari Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI), Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB), Serikat Buruh Migram Indonesia (SBMI), Solidaritas, LBH Jakarta, dan Pembebasan itu menilai saat ini Bangsa Indonesia belum bangkit.

Alasannya, saat ini Bangsa Indoneaia masih menjadi target empuk pasar korporasi internasional.

"7,3 juta penduduk Indonesia tak punya pekerjaan, 28 juta masyarakat ada di bawah garis kemiskinan. Kekerasan petani masih terjadi di mana-mana dan pemenjaraan aktivis masih terjadi. Belum lagi kasus pelanggaran HAM masih ada, apakah kita sudah bangkit? Belum!" kata Atabu, pemimpin GSPB di depan Istana Negara, Rabu.

Atabu melanjutkan, jika Indonesia ingin bangkit, maka tidak boleh bersandar pada satu tokoh saja. Rakyat harus membangun alat politiknya sebagai alat politik alternatif.

"Jangan bersandar pada Jokowi, Prabowo, Jusuf Kalla atau elit lainnya. Rakyat harus merebut kekuasaan politiknya." Selain itu, elemen masyarakat juga menyuarakan tuntutan perjuangan buruh antara lain tangkap dan adili koruptor, nasionalisasi industri asing, hapuskan utang luar negeri, hapuskan sistem kerja kontrak outsourcing, naikkan upah 50 persen dan subsidi sosial untuk rakyat.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015