Jakarta (ANTARA News) - Suasana detik-detik awal Sidang Paripurna DPR yang dipimpin Wakil Ketuanya Soetardjo Soerjogoeritno Selasa ini terasa khidmat, karena pemimpin sidang mengajak anggota Dewan mengheningkan cipta untuk korban banjir di Bulukumba, Sinjai dan daerah lain. Musik yang mengiringi kegiatan mengheningkan cipta membahana beberapa saat. Soetardjo lalu memulai memimpin sidang dan segera diikuti sejumlah interupsi dari anggota DPR. Interupsi dilakukan Ketua Fraksi PDIP, Tjahjo Kumolo, menyangkut kebijakan luar negeri Indonesia. Tjahjo meminta Komisi I DPR untuk memanggil Menko Polhukam dan Menlu terkait dengan standar ganda kebijakan luar negeri RI. Ia mengatakan Indonesia telah secara resmi melakukan perundingan dengan Menteri Perdagangan Taiwan di Bali dan sebelumnya RI memberi izin Presiden Taiwan berbicara di Batam. "Ini menyimpang dari kebijakan kita tentang 'one China policy'. Kita tak perlu berstandar ganda dalam kebijakan politik luar negeri," katanya. Interupsi soal perlunya dilakukan ujian nasional ulangan juga muncul di Rapat Paripurna DPR. Salah seorang anggota dari FPDIP mengemukakan sistem ujian nasional telah menimbulkan sejumlah masalah, seperti pemukulan terhadap guru oleh siswa, siswa yang bunuh diri dan orangtua murid yang mati mendadak karena anaknya tak lulus. Dalam kesempatan itu, anggota DPR dari Fraksi Damai Sejahtera, Konstan Ponggawa, mengajak semua pihak untuk membantuk korban banjir di Bulukumba dan Sinjai. "Bantuan dari Depsos sudah habis. Saya mengajak semua pihak ikut membantu. Saya sendiri menyatakan semua gaji dan tunjangan saya pada bulan Juli, saya serahkan untuk membantu korban banjir di Bulukumba dan Sinjai," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006