Bengkulu (ANTARA News) - Stok pangan di wilayah Bengkulu terancam terganggu akibat perubahan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini seperti bencana longsor dan banjir bandang.

"Perubahan iklim sampai menyebabkan bencana alam seperti tinggi curah hujan banyak tanaman pangan gagal penen dan distribusi juga terganggu," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Bengkulu Muslih, Kamis.

Keadaan cuaca yang tidak menentu sekarang ini menyulitkan petani dalam menentukan awal musim tanam, dikhawatirkan setelah menanam tiba-tiba keadaan air menjadi berkurang ataupun sebaliknya.

Badan ketahanan pangan terus berkoordinasi dengan dinas terkait seperti, pertanian, pehubungan, perdagangan hingga Badan Meteorologi Klimatologi (BMG), jangan sampai keadaan alam dapat mempengaruhi persediaan pangan terutama di deaerah Bengkulu.

Bila bencana alam selalu melanda wilayah pertanian seperti banjir, maka akan merusak seluruh jaringan irigasi untuk lahan pertanian teknis.

Ketika ingin bercocok tanam terlebih dahulu harus memperhitungkan keadaan cuaca dan selalu berpedoman pada BMKG, kalau tidak hasil panen akan langsung habis pada saat itu juga akibat bencana alam banjri dan sebagainya.

Kerawanan pangan yang dialami penduduk disuatu daerah bisa menurukan daya beli masyarakat, sehingga dapat berimbas pada terganggunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Secara umum saat ini tercatat 150 desa dari 1.400 desa di Provinsi Bengkulu tergolong masih rawan pangan, kondisi ini disebabkan karena letak geografis desa tersebut tidak menguntungkan.

Seperti keadaan lahan yang kering sehingga warganya kesulitan untuk memelihara tanaman pangan, akibatnya tidak ada persediaan makanan.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan itu, telah menggulirkan program bantuan untuk kelompok tani (Poktan), para petani mendapatkan bantuan modal yang digunakan untuk membeli kebutuhan pertanian seperti bibit unggul dan pupuk terutama ketika memasuki musim tanam.

Bantuan sosial tersebut tidak dikembalikan pada pemerintah tetapi digulirkan pada kelompok tani lain untuk meningkatkan kenaikan hasil panen mereka dan dibimbing petugas penyuluh, ujarnya. (*)
Z005/A033

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010