Jakarta (ANTARA News) - Manajemen PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk tengah memastikan fasilitas-fasilitas di pabrik oleokimia yang diakuisisinya dari Domba Mas dan mengharapkan pabrik itu sudah bisa beroperasi komersial sebelum akhir tahun ini.

Tim tekhnis Bakrie Sumatera Plantations sudah berada di lokasi pabrik, yakni Kuala Tanjung dan Tanjung Morawa di Sumatera Utara sejak Juni lalu, untuk memastikan pabrik fatty alcohol dan fatty acid di sana dapat berjalan baik sesuai target.

"Maklum, pabrik-pabrik milik Domba Mas di sana sudah lama sekali mangkrak, tidak beroperasi. Sekarang ini tim teknis dan tim produksi kita sedang melakukan technical assasment dan persiapan produksi di sana," kata Direktur Bakrie Sumatera Plantations M Iqbal Zainuddin di Jakarta, Rabu.

Technical assasment dan persiapan itu kemungkinan akan memakan waktu 2 bulan.

"Semua kita periksa satu per satu. Kita harus tahu, apa saja yang masih diperlukan agar bisa segera running. Mudah-mudahan pabrik kita di Tanjung Morawa sudah bisa mulai running dan berproduksi komersial akhir September 2010 ini. Yang di Kuala Tanjung kita tergetkan bisa running paling lambat November mendatang," katanya kepada wartawan.

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk melalui anak perusahaannya, PT Nibung Arthamulia (NAM) belum lama ini telah menandatangani shares purchase agreement (SPA) transaksi akuisisi atas saham-saham 6 perusahaan milik Group Domba Mas yang bergerak di bidang oleokimia.

Enam perusahaan Group Domba Mas dimaksud meliputi PT Domas Agrointi Prima (DAP), PT Sawitmas Agro Perkasa (SMAP), PT Sarana Industama Perkasa (SIP), PT Flora Sawita Chemindo (FSC), PT Domas Agrointi Perkasa (DAIP), dan PT Domas Sawitinti Perdana (DSIP).

Selain itu, Bakrie Sumatera Plantations juga telah menandatangani SPA transaksi akuisisi 100 persen atas tiga perusahaan perkebunan, PT Monrad Intan Barakat, PT Julang Oca Permana, dan PT Citalaras Cipta Indonesia.

Monrad Intan Barakat merupakan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan, sedangkan Julang Oca Permana adalah perusahaan perkebunan karet di Bengkulu, dan Citalaras Cipta Indonesia, perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera Barat.

Menurut Iqbal, pabrik-pabrik oleokimia di Kuala Tanjung terdiri dari pabrik yang memproduksi fatty acid dan fatty alcohol, serta pabrik pengolahan palm kernel dan minyak goreng.

Dua unit pabrik fatty acid di sana akan mampu memproduksi sedikitnya 550 ton per hari, sementara pabrik pengolahan palm kernel memiliki kapasitas produksi 500 ton per hari dan pabrik minyak goreng berkapasitas produksi hingga 1.500 ton per hari.

Pabrik fatty acid yang berada di Tanjung Morawa, menurut Iqbal, memiliki kapasitas produksi 165 ton per hari.

"Jadi, kapasitas produksi seluruhnya di Tanjung Morawa akan mencapai 50.000 ton fatty acid per tahun, dan 132.000 ton fatty alcohol dari lokasi pabrik di Kuala Tanjung dan Tanjung Morawa. Produksi fatty acid nantinya akan diolah menjadi fatty alcohol, bahan baku utama untuk berbagai industri, terutama industri deterjen," katanya.

Pabrik-pabrik di Kuala Tanjung dan Tanjung Morawa tersebut juga menghasilkan beberapa produk sampingan, yakni glycerin sebagai produk sampingan dari fatty acid, dan stearin sebagai produk sampingan dari olein.

"Semua produk tersebut sudah ada pembelinya, salah satunya Procter & Gamble atau P&G yang akan membeli produk-produk fatty alcohol, fatty acid dan glycerin. Sebagian lagi akan kita pasarkan di dalam negeri," katanya.

Dijelaskan oleh Iqbal, industri oleokimia milik PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk di Sumatera Utara tersebut nantinya akan menjadi salah satu industri oleokimia terintegrasi yang terbesar di Indonesia.

"Dengan selesainya proyek dan mulai berproduksinya pabrik-pabrik produk hilir dari minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO) tersebut, sekaligus menandakan awal yang baru bagi PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Sekarang kami sudah menjadi perusahaan agribisnis yang holistik dan terintegrasi dari hulu ke hilir," ujar Iqbal.

Terus Dibenahi

Sekretaris Perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, Fitri Barnas menjelaskan, beberapa perusahaan perkebunan lain yang baru diambilalih oleh PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, juga terus dibenahi agar dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik dibanding sebelumnya.

PT Monrad Intan Barakat di Kalimantan Selatan misalnya, terus berbenah untuk meningkatkan produksi. Perusahaan ini memiliki dua areal perkebunan, yakni kebun Limamar dengan luas 5000 hektar dan 5.295 hektar di kabupaten Banjar.

"Kami di PT Monrad sekarang sedang bergiat untuk merencanakan penanaman dan penyisipan yang akan dimulai tahun 2011, dengan menggunakan benih unggul asal Costa Rica. Kami sudah mulai menyemainya sebanyak 30.000 kecambah. Dengan menggunakan varietas unggul ini diharapkan akan dihasilkan produk-produk yang jauh lebih baik. Hasilnya akan lebih optimal," kata Bermansya Sinaga, Business Unit Head PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Unit Kalsel.

PT Julang Oca Permana yang bergerak di bidang perkebunan karet, saat ini memiliki total luas lahan sekitar 6.525,7 hektar. "Produksi karet dari kebun PT Julang Oca Permana juga cenderung membaik setelah kita benahi," kata Darwin Daud, Business Unit Head PT PT Bakrie Sumatera Unit Bengkulu, Darwin Daud.

Produksi karet PT Julang Oca Permana sepanjang semester pertama 2010 ini telah mencapai 250.154 kilogram, jauh melebihi target produksi yang ditetapkan, yakni sebesar 190.272 kilogram. "Melebih 131,5% dari target," katanya.

Demikian juga dengan PT Citalaras Cipta Indonesia, perusahaan perkebunan kelapa sawit yang baru saja diakuisisi PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, juga berhasil mencatatkan kinerja yang cenderung membaik.

"Produksi PT CCI selama semester pertama 2010 sudah 17,2% di atas target," kata Eddy Sukamto, Business Unit Head PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Unit Sumbar.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010