ANTARAJAWABARAT.com,11/8 - Permintaan baju koko di Pasar Tegal Gubug Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memasuki pekan ketiga Ramadhan masih cukup tinggi meski hanya pesanan dalam kota.
Seorang perajin konveksi di Desa Perbutulan, Kecamatan Sumber,
Cirebon Bah Syurif di Cirebon, Sabtu, mengatakan, permintaan baju koko mulai dari anak-anak hingga dewasa masih cukup tinggi di Pasar Tegal Gubug, Kecamatan Arjawinangun Cirebon, meski hanya pesanan pedagang lokal, karena kiriman luar Jawa terkendala transportasi.
Sejak dua pekan terakhir dirinya hanya menerima pesanan dari Majalengka, Subang, Indramayu, Kuningan, Sumedang, dan Brebes.
Sebelum Ramadhan, kiriman juga untuk Kalimantan, Bali, Papua, Sumatera, dan Ambon yang cukup ramai sehingga kesulitan memenuhi permintaan mereka.
Seorang perajin konveksi berasal dari Benjaran, Tegal, Jawa Tengah, Taupikoh, mengatakan, permintaan berbagai jenis busana muslimah dan baju koko masih tinggi, meski hanya dari pedagang lokal.
Namun, katanya, diperkirakan pesanan yang ramai itu tinggal beberapa hari karena kemudian memasuki arus mudik dengan ditandai lalu lintas yang terhambat.
"Penjualan busana muslimah dan baju koko paling dua kali pasaran, yakni Hari Sabtu dan Selasa depan karena terkendala arus mudik Lebaran," katanya.
Seorang pedagang pakaian di Cirebon Hartini mengaku, memasuki Ramadhan kesulitan memenuhi pesanan dari Jakarta, Bandung, Kalimantan, Irian, Bali, Kupang, Lampung, dan Palembang.
Padahal, katanya, stok berbagai jenis busana sebelumnya sudah maksimal.
Ia mengatakan, busana muslimah berbahan batik berasal dari Cirebon yang semakin diminati konsumen terutama bahan katun dengan corak sederhana.
Bupati Cirebon Dedy Supardi mengatakan, perkembangan usaha batik di Pantura Kabupaten Cirebon cukup positif dengan hasil yang diminati konsumen berbagai daerah sehingga meningkatkan daya beli masyarakat setempat. ***2***
Enjang S
PERMINTAAN BAJU KOKO DI CIREBON MASIH TINGGI
Sabtu, 11 Agustus 2012 9:39 WIB