Indramayu (ANTARA) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyebutkan diperbolehkannya kembali menggelar hajatan menjadi salah satu yang menyebabkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di daerah itu.
"Hajatan yang sudah diperbolehkan juga mempengaruhi kelangkaan gas melon," kata Kordinator Daerah Hiswana Migas Kabupaten Indramayu Asep Syaefudin di Indramayu, Jumat.
Asep mengatakan saat ini warga yang menggelar hajatan sudah beralih menggunakan gas melon atau gas subsidi 3 kilogram, di mana sebelumnya mereka memanfaatkan kayu bakar.
Namun dengan beralihnya zaman, saat ini gas melon menjadi buruan warga yang menggelar hajatan, kata Asep, sehingga setiap kali menggelar hajatan warga bisa menghabiskan 10-15 tabung gas melon.
"Yang biasa pakai kayu bakar beralih ke gas subsidi kurang lebih habisnya 10 sampai 15 tabung," ujarnya.
Dengan banyaknya warga yang menggelar hajatan tentu membuat gas melon tersebut cepat habis di pasaran, sehingga masyarakat yang berhak menggunakannya kesulitan mendapatkannya..
Selain digunakan untuk hajatan, gas melon juga digunakan para petani di Indramayu untuk dijadikan bahan bakar pompa air, karena harganya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan BBM jenis premium.
"Musim kemarau juga berpengaruh, karena petani untuk menyedot air dari sungai atau sumur pantek menggunakan bahan bakar gas melon," katanya.
Padahal kata Asep, pasokan gas melon dari Pertamina itu normal bahkan ada penambahan kuota untuk Indramayu.
Di mana pada bulan Agustus penambahan fakultatif untuk gas di tanggal 1 Agustus ditambah 50 persen, tanggal 12 dan 13, ditambah 50 persen.
"Bahkan pada tanggal 17 dan 20 Agustus penambahan mencapai 200 persen serta tanggal 21 Agustus 25 persen," tuturnya.
Sementara seorang warga Kabupaten Indramayu Umiyati mengaku sudah 15 hari lebih mencari gas melon untuk memasak sangat sulit, kalaupun ada harus berebut dengan yang lainnya.
"Harganya masih biasa Rp23 ribu, tapi sangat sulit mencarinya," kata Umiyati.
Baca juga: DIstribusi gas "Si Melon" di Garut kembali normal
Baca juga: Persediaan gas 3 kg di Bandung aman
Baca juga: Ridwan Kamil Selidiki Kelangkaan Gas di Wilayahnya