Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok selama pelaksanaan Bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri 2019 seperti cabai rawit dan telur terkait kurangnya pasokan dua komoditas tersebut.

"Ketersediaan cabai rawit, defisit 5.375 ton. Salah satu penyebabnya lantaran kian menjamurnya usaha kuliner seperti ayam geprek dan seblak yang memang membutuhkan banyak cabai rawit," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadi Tatang, di Bandung, Kamis.

Koesmayadi menuturkan kurangnya pasokan cabai rawit di Jawa Barat juga dikarenakan hama yang menyerang komoditas ini sehingga membuat petani mengalami gagal panen.

Berbeda dengan cabai rawit, kata dia, untuk pasokan cabai merah aman selama Bulan Suci amadan dan Idul Fitri tahun ini, terlebih pada beberapa bulan terakhir terjadi panen akrab cabai merah.

"Itu (cabai merah) harganya turun sampai di Garut itu 2.500 per kilo. Dari mereka masih ada beberapa stok. Jadi kalau untuk cabe merah kita masih surplus," kata dia.

Selain cabai rawit, Jawa Barat juga defisit komoditas telur saat saat bulan suci ramadan tahun ini.

"Prediksi kebutuhan telur selama bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini atau selama 40 hari ialah ketersedian 20.102 ton, kebutuhan 56.602 ton sehingga desifit 33,514 ton," kata diam

Dia mengatakan terkait defisit komoditas telur pihaknya akan memfokuskan pada tata niaga telur, khususnya untuk Pemkot Bandung.

Dia menuturkan Kota Bandung adalah daerah yang paling tinggi mengkonsumsi telur, perharinya mencapai 120 ton.

"Kota Bandung yang lonjakan permintaan paling tinggi karena banyak pembuat kue kering saat bulan puasa nanti. Jadi ini bukan untuk konsumsi makanan sehari-hari," kata dia.

Pemprov Jawa Barat, lanjut Koesmayadi, akan langsung menghubungkan Pemkot Bandung dan sentral peternak telur ayam negeri di Kabupaten Ciamis terkait tingginya permintaan telur ayam negeri saat bulan puasa.

Lebih lanjut ia mengatakan menjelang puasa pelaku industri kue kering dan biskuit sedang memacu produksinya dan salah satu bahan yang dibutuhkan ialah telur ayam.

"Itu karena pabrik industri kue dan biskuit sedang memacu produksinya.  Harga kami pantau tiap hari, telur ayam ras kisaran antara Rp20 ribu per kilo sampai saat ini merangkak naik di kisaran Rp23 ribu per kilo," kata dia.

Dia menjelaskan salah satu upaya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok saat bulan puasa nanti ialah masyarakat diimbau untuk tidak terlalu berlebihan dalam bahan pokok tersebut.

"Kami mengimbau kepada warga agar jadi konsumen cerdas, tidak perlu banyak membeli berbagai komoditas saat bulan puasa nanti," kata dia.

 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019