Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil "curhat" soal kesenjangan dana dari pemerintah pusat yang diterima oleh Provinsi Jawa Barat yang dinilainya masih lebih kecil dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur.



"Dan saya sampaikan ke Pak Sekjen Kemendagri, mohon izin saya sampaikan lagi ke publik perbedaan dana dari pusat di Jawa Barat dengan Jawa Timur bisa Rp10 triliun lebih banyak dibandingkan dengan Jawa Timur," kata Gubernur Emil saat memberikan sambutan pada Musrenbang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2020 di Kota Bandung, Selasa.



Dia menilai hal tersebut agak kurang adil karena jumlah penduduk di Provinsi Jawa barat jauh lebih banyak dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur.



"Jawa Timur sekitar 40-an juta (penduduknya), kita 50 jutaan tapi dana pusatnya Kenapa lebih besar Rp10 triliun kepada mereka (Jawa Timur) yang penduduknya lebih sedikit dibandingkan Jawa Barat," kata dia.



Hal tersebut, kata Emil, dikarenakan pemberiaan dana dari pemerintah pusat untuk pemerintah provinsi berbanding lurus dengan jumlah daerah bukan jumlah penduduk.



"Karena di Jawa Timur daerahnya 38 (kabupaten/kota), maka faktor pengali-nya 38 daerah dan di Jawa Barat hanya 27 (kabupaten/kota) jadi faktor pengali nya hanya 27," kata dia. 



"Ini mohon masukan dari kami agar di masa depan anggaran dari pusat harus berbasis populasi karena satu orang anak di Jawa Timur dibiayanya Rp1 juta sedangkan anak di Cianjur, di Sumedang hanya Rp600 ribu. Mudah-mudahan temuan kami ini bisa ditindaklanjuti agar kami merasakan keadilan fiskal anggaran kepada provinsi yang terpadat terbesar di Indonesia," lanjut Gubernur Emil.



Pada kesempatan tersebut, Gubernur Emil juga memaparkan sejumlah proyek strategis di Jawa Barat yang akan mulai dieksekusi dan selesai pada tahun 2020. 



Di hadapan para bupati dan wali kota se-Jawa Barat dan Menteri Pariwisata RI Arie Yahya serta Sekjen Kemendagri, Gubernur Emil mengatakan ada sembilan proyek yang akan mengubah wajah Jawa Barat. 



Kesembilan proyek tersebut ialah reaktivasi empar jalur kereta api, pembangunan Bandara Cikembar Sukabumi, Terminal Parung, Cikarang Bekasi Laut (CBL), Jalur Tambang Parung Panjang, Pelabuhan Patimban, Tol Bandung-Cilacap, dan tol Cisumdawu. 





Dia mengatakan, sektor pariwisata akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Jabar. Apalagi Jabar akan memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang punya titik tumpu pada industri pariwisata seperti KEK Pangandaran dan KEK Cikidang. 



Selain itu, Pemprov Jabar juga mengusulkan KEK lainnya seperti KEK Jatigede, KEK Walini, KEK Patimban, dan KEK Kertajati.



"Jadi visinya sudah jelas dari sisi ekonomi lokomotifnya pariwisata. Kalau ini terjadi saya yakin pertumbuhan ekonomi yang sekarang 5,6 persen bisa jauh lebih cepat karena investasi datang membelanjakan modal dan menyerap lapangan kerja yang luar biasa," kata Emil. 



Oleh karena itu ia berharap seluruh rencana itu bisa berjalan lancar sambil mengikis persoalan dasar lainnya seperti ketimpangan dan kemiskinan. 



Selain itu, Gubernur Emil juga berpesan agar seluruh kepala daerah bisa kompak untuk mewujudkan rencana besar tersebut. 



"Jawa Barat saat ini dengan konsep seperti ini insya Allah bisa jadi provinsi terbaik se-Indonesia. Termasuk hubungan dengan bupati dan wali kota relatif baik," kata dia.

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019