Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berkomitmen untuk turut serta membantu pemulihan Sungai Citarum yang merupakan sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat melalui Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB).

Kepala LPTB LIPI, Sri Priatni mengatakan pencemar terbesar di Sungai Citarum berasal dari limbah rumah tangga yang mempunyai andil antara 60 sampai 70 persen dari beban pencemar yang ada.

Limbah dari WC yang tidak terolah dan sampah rumah tangga diperburuk dengan tambahan limbah kotoran ternak yang jumlahnya ribuan di sekitar titik nol Citarum, katanya di Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI Bandung, Kota Bandung, Senin.

Sri mengatakan pencemar lainnya adalah limbah sisa industri yang sebagian besar adalah termasuk pada jenis limbah yang berbahaya yang sulit diuraikan secara alami.

Dia menjelaskan penanganan Citarum di daerah hulu, terutama di kawasan Bandung Raya menjadi titik perhatian utama LIPI karena ada delapan anak sungai yang sebagian besar mengalir melewati permukiman padat di Bandung Raya dan memegang porsi lima persen dari keseluruhan polutan domestik Citarum.

Terkait limbah yang berasal dari WC warga, LPTB LIPI telah mengembangkan teknologi toilet pengompos yang sesuai untuk diterapkan di lingkungan yang sulit air bersih dan kekurangan sarana sanitasi.

Toilet ini bisa menggantikan keberadaan WC umum sepanjang aliran anak sungai Citarum sehingga polusi kotoran manusia bisa dikurangi dan kualitas sanitasi masyarakat bisa meningkat. Komposnya bisa dipergunakan tanaman, katanya.

Salah seorang peneliti LPTB LIPI, Neni Sintawardani menjelaskan LIPI telah berhasil menerapkan teknologi pengolahan limbah cair tahu secara anaerobic dengan teknik multi-tahap di sentra industri tahu di Giriharja, Sumedang.

Limbah yang dihasilkan menjadi layak buang ke sungai dan biogas yang dihasilkannya telah digunakan oleh 88 rumah tangga di sekitarnya. Teknologi ini juga bisa diaplikasikan untuk penanganan kotoran hewan, kata Neni.

Pada anak Sungai Citarum di daerah Kiaracondong, Kota Bandung, katanya, 57 persen pembuangan limbah kotoran manusia itu dibuang ke sungai. Dia juga telah menempatkan toilet pengompos di area tersebut.

"Sudah diterapkan di Kiaracondong kepada 10 kepala keluarga (KK) yang tidak punya toilet, mereka pakai dengan senang hati," katanya.

Dengan panjang mencapai 297 kilometer serta melintasi 12 kabupaten/kota dan 133 kecamatan, Sungai Citarum menjadi urat nadi kehidupan warga Jawa Barat. Namun pencemaran menjadi permasalahan akut di sungai terpanjang di wilayah Jawa Barat ini.

Saat ini pemerintah menargetkan lima tahun agar sungai Citarum bisa menjadi sumber air minum bagi 28 juta orang yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Citarum.

Baca juga: Gubernur Jabar: Pentahelix jurus baru Citarum Harum

Baca juga: Gubernur Jabar targetkan penataan DAS Citarum selesai dalam lima tahun

 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019