Jakarta (Antaranews Jabar) - PT Pegadaian (Persero) menekankan pemantapan posisinya di industri keuangan dengan proyeksi pendapatan tahun ini sebesar Rp13,981 triliun atau tumbuh menjadi 21,3 persen dari tahun sebelumnya.

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan dalam RKAP 2019, Pegadaian menyusun inisiatif strategis dalam mengembangkan usaha gadai dan non gadai, dengan mengembangkan produk-produk pergadaian yang inovatif.

"Kami ingin nasabah Pegadaian merasa nyaman dengan layanan produk yang makin variatif," kata Kuswiyoto melalui keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.

Ada pun inovasi produk yang akan dilakukan perseroan, antara lain Gadai Efek, Gold Card, Digital Lending, Pegadaian E-Wallet & Pegadaian Remittance, Amanah Korporasi, Rahn Umroh, Express Loan dan Rahn Surat Berharga.

Menurut dia, hal ini dilakukan agar tidak kalah saing dengan gadai- gadai swasta yang semakin berkembang dan menambah sisi layanan bagi nasabah. Pemantapan strategi bisnis Pegadaian dimulai dari perbaikan kapabilitas, branch transformation, digital proses dan bisnis, serta inovasi produk.

RKAP 2019 yang bertemakan "Becoming Digital Financial Company" menargetkan agar perusahaan bisa lebih efektif dan efisien di era digital ekomomi.

Pemilihan tema RKAP disesuaikan dengan perlunya dukungan sumber daya internal yang memadai, kinerja channel distribution (cabang dan unit pelayanan, agen, Business Process Outsourcing (BPO), dan Pegadaian Digital Service (PDS) serta peningkatan produktivitas.

Kuswiyoto menambahkan untuk proyeksi keuangan dan bisnis Pegadaian 2019 akan terus tumbuh. Biaya usaha diproyeksikan tahun 2019 sebesar Rp9,741 triliun atau tumbuh 24 persen; laba usaha sebesar Rp4,062 triliun atau tumbuh 10,8 persen; dan laba setelah pajak sebesar Rp3,018 triliun atau tumbuh 10,8 persen.

Dari sisi operasional bisnis, Pegadaian memproyeksikan pinjaman Rp46,476 triliun atau 15,2 persen; dan omset sebesar Rp148,72 triliun atau 15,2 persen.

Untuk rasio keuangan dan WACOF gross profit margin 2019 diproyeksikan menjadi 29 persen dari prognosa 2018 yang tercatat 32,11 persen. OSL Pegawai RKAP 2019 sebesar Rp3,34 juta/orang dari prognosa 2018 sebesar Rp3,08 juta/orang.

Menurut Kuswiyoto yang menjadi pemimpin baru di Pegadaian, proyeksi pinjaman bermasalah (Non Perfoming Loan) sebesar 2,5 persen dari prognosa tahun sebelumnya (2018) 1,8 persen.

WACOF RKAP 2019 sebesar 8,66 persen dari prognosa 2018 sebesar 7,60 persen. Dia optimis target RKAP 2019 dapat tercapai karena dukungan SDM yang berpengalaman di industri multifinance.

Baca juga: Literasi keuangan jadi "PR" OJK Jawa Barat

Baca juga: OJK bolehkan uang muka kendaraan 0 persen

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019