Cirebon (Antaranews Jabar) - Wilayah Cirebon, Jawa Barat, pada bulan Januari hingga Februari memasuki puncak musim hujan, untuk itu masyarakat yang bertempat di kawasan rawan bencana diimbau untuk waspada, kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka.

"Puncak musim hujan diprediksi pada Januari dan Februari," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka, Ahmad Faa Iziyn di Majalengka, Selasa.

Menurut Faiz, potensi hujan di Wilayah Cirebon yang terdiri dari Kota/Kabulaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan akan lebih signifikan yaitu bisa mencapai 300 sampai dengan 500 mm perbulan.

Selama bulan tersebut hujan akan terus mengguyur dengan intensitas yang tinggi, dikarenakan memang merupakan puncak musim hujan.

Faiz menuturkan dengan intensitas hujan tinggi, pihaknya mengimbau kepada masyarakata terutama bagi yang tinggal di daerah bukit atau pegunungan seperti Kuningan dan Majalengka Selatan, akan bencana longsor, tanah amblas dan lainnya.

"Kami harus waspada akan bencana yang bisa terjadi selama puncak musim hujan, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan akan bencana seperti longsor, tanah bergerak dan banjir, agar terus waspada," ujarnya.

Ia menambahkan untuk masyarakat Cirebon timur yang merupakan daerah hilir juga harus waspada banjir, dikarenakan meluapnya air sungai, dari daerah hulu Kuningan.

"Hal itu dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi di bagian daerah hulu," katanya.

BMKG lanjut Faiz, sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mensosialisasikan potensi hujan dengan intensitas tinggi, agar semua siaga.

"Sudah kami koordinasikan dengan instansi terkait, agar mereka terus siaga selama puncak musim hujan," tuturnya.

 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019