Bandung (Antaranews Jabar) - Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Barat, Hening Widiatmoko mengatakan, tim Jabar Saber Hoax yang baru saja diluncurkan Ridwan Kamil, melibatkan aparat penegak hukum dalam upaya represif melawan berita bohong.

"Kalau represif, berarti nanti kita akan teruskan ke kepolisian. Jadi kepolisian menjadi bagian dari eksternalnya yang bisa membantu proses hukum (peredaran berita bohong)," ujar Hening di Gedung Sate, Jumat.

Hening mengatakan, ujaran kebencian yang sudah tidak terkontrol, memecahbelah, dan membuat panik masyarakat bisa dilaporkan ke kejaksaan serta kepolisian agar segera ditindak.

Namun pelaporan ini menjadi upaya terakhir yang bisa saja dilakukan pemerintah berdasarkan informasi peredaran berita bohong di masyarakat.

Ia ingin pembentukan tim Jabar Saber Pungli menjadi wadah untuk memantau, memverifikasi, serta mengedukasi masyarakat.

"Jadi meliterasi itu menjadi tugas paling utama. Nah klarifikasi itu counter berita hoax tadi, kalau ditemukan berita hoax, maka dicari berita yang asli sehingga masyarakat tau ini hoax. Ada unit-unit yang menyampaikan informasi itu," kata dia.

Menurut dia, tim Jabar Saber Pungli diisi oleh 12 orang yang hampir semuanya anak-anak muda yang melek teknologi informasi. Ia berharap kehadiran Jabar Saber Pungli menjadi titik balik masyarakat untuk sadar dan peduli akan literasi.

"Nah tadi 90 persen diisi orang-orang milenial, mereka non ASN. ASN-nya (di Pemprov Jabar) ga ada kemampuan itu. Sehingga menganggap perlu melibatkan pihak lain yang memang punya idealisme, punya satu misi untuk membantu provinsi," katanya.

Sementara itu, Ketua Jabar Saber Hoax Enda Nasution mengatakan, orang-orang yang menjadi tim berasal dari berbagai komunitas serta jurnalis. Mereka dibagi ke dalam tiga unit kelompok yakni pemantau dan penerima laporan, kedua verifikasi dan klarifikasi, dan ketiga diseminasi dan edukasi.

Dalam tugas pemantauan dan verifikasi mereka tengah mengembangkan software Hoax Analyzer. Nantinya setiap informasi yang masuk akan diverifikasi kebenarannya dalam waktu cepat.

"Si hoax analizer ini semacam menggunakan teknologi artificial intelegent, banyak kita Feed dia makin pinter. Dia akan menscrolling data hoax yang sudah ada sebelumnya. Lalu kemudian dia akan memberikan estimasi, apakah hoax atau tidak," katanya. 


 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018