Tasikmalaya (Antaranews Jabar) - Bencana tanah longsor dan banjir yang melanda wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018) telah menyebabkan areal pertanian dan perkebunan milik warga rusak sehingga menimbulkan kerugian materi sekitar Rp3,45 miliar.

"Kerugian sektor pertanian hasil rapat koordinasi bencana diperkirakan mencapai Rp3,45 miliar," kata Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Tasikmalaya, Letkol Inf Nur Ahmad kepada wartawan di Tasikmalaya, Senin.

Ia menuturkan Satgas Penanggulangan Bencana Tasikmalaya telah mendapatkan laporan adanya areal pertanian dan perkebunan milik warga yang rusak akibat banjir dan longsor.

Ia menyebutkan sejak kejadian bencana sampai 10 November 2018 terdapat tiga kecamatan yang areal pertaniannya rusak yakni Kecamatan Culamega, Cipatujah, dan Karangnunggal.

"Per tanggal 10 November ada tiga kecamatan yang dilanda bencana," katanya.

Ia menyebutkan, kerugian sektor pertanian di Kecamatan Culamega berupa sawah dengan usia tanam padi 14 sampai 30 hari, kemudian perkebunan cengkeh, kelapa, dan karet.

Selanjutnya di Kecamatan Cipatujah kerugian sektor pertanian berupa sawah dengan usia tanam padi 14 hari, ada juga yang gagal panen di Desa Kertasari.

Sedangkan di Kecamatan Karangnunggal dilaporkan areal persawahan terendam banjir, kemudian areal perkebunan kelapa, karet, kopi, cengekh, kakao dan pala.

Nur Ahmad menambahkan bencana alam tersebut tidak hanya merusak pertanian dan perkebunan, tetapi merusak juga saluran irigasi, dam parit, serta jalan usaha tani.

"Diperkirakan kerugian sarana prasarana jalan, jembatan, dan jaringan irigasi meliputi 13 titik lokasi longsor tebing dan longsor badan jalan sekitar Rp4,5 miliar," katanya. 
 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018