Tasikmalaya (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memprioritaskan penanganan nasib para pengungsi korban terdampak bencana alam longsor dan banjir di wilayah selatan Tasikmalaya yang saat ini membutuhkan bantuan pangan, sandang dan papan.

"Saat ini lebih fokus pada upaya penanganan pengungsi terkait kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, papan," kata Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Tasikmalaya, Letkol Inf Nur Ahmad kepada wartawan di Tasikmalaya, Senin.

Ia menuturkan, upaya prioritas lainnya yakni penanganan pengungsi dari aspek kesehatan, memulihkan kondisi kejiwaan masyarakat setelah terjadi bencana alam, untuk selanjutnya membenahi sarana dan prasarana umum secara bertahap.

Ia menyampaikan, jajarannya telah terjun ke daerah terdampak bencana untuk melakukan operasi tanggap darurat sejak kejadian bencana 6 November 2018.

Daerah yang terdampak bencana banjir dan longsor, kata dia, yakni beberapa desa di Kecamatan Culamega, Karangnunggal, dan Cipatujah.

"Dampak dari bencana lingkungan yaitu beberapa desa di tiga kecamatan meliputi Kecamatan Culamega, Karangnunggal serta Cipatujah," katanya.

Ia mengatakan, dampak dari bencana itu tertutupnya akses jalan di beberapa desa, bahkan menyebabkan rumah penduduk rusak.

Selain itu, lanjut dia, menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, jalan, bahkan merusak perkebunan dan pertanian di wilayah selatan Tasikmalaya.

"Longsor dan banjir bandang berdampak pada tertutupnya akses jalan di beberapa desa hingga merusak sejumlah pemukiman dan pertanian, perkebunan milik warga," katanya.

Sebelumnya, bencana hujan mengguyur wilayah selatan dan menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa titik wilayah selatan Tasikmalaya.

Bencana tersebut menyebabkan jembatan putus, merendam pemukiman penduduk dan enam orang meninggal dunia.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018