Cianjur (Antaranews Jabar) - Ratusan kepala keluarga (KK) warga Kampung Kadudampit, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan limbah cair yang dibuang sembarang dari pabrik pengolahan plastik.

Bahkan air limbah plastik tersebut, mengalir ke selokan yang mengairi sawah dan kolam ikan milik warga, akibatnya ikan warga mati dan tanaman padi terganggu pertumbuhannya. 

Asep (38) seorang warga kepada wartawan, Rabu, mengatakan air limbah dari pabrik dibuang ke selokan terbuka, sehingga menyebabkan gatal-gatal ketika terkena kulit warga yang mengunakan air. 

"Ratusan kilo ikan di kolam milik warga banyak yang mati. Tidak sedikit warga yang mengalami gatal-gatal ketika mengunakan air selokan yang tercemar," katanya.

Meskipun memiliki izin, namun diduga pabrik pengolahan plastik tersebut tidak memiliki tempat instalasi pengolahan limbah (Ipal) dan Amdal dari Dinas Lingkungan Hidup.

"Kalau ada kenapa tidak dipakai dan malah di buang langsung ke selokan warga tanpa ada penyaringan terlebih dahulu," katanya.

Mendapati hal tersebut, ratusan KK di wilayah tersebut, berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera turun ke lapangan dan menjatuhkan sanksi atas keluhan warga.

"Sudah jelas warga terganggu dan dampak luasnya akan merusak lingkungan. Kami mendesak dinas terkait segera menyelidiki dan menjatuhkan sanksi atas pelanggaran dan kelalaian pihak pabrik," ujar Asep. 
 
Tempat pembuangan limbah cair yang dilakukan sembarang dari pabrik pengolahan plastik. (Foto Antara Jabar/Ahmad Fikri)

Sementara pemilik pabrik pengolahan limbah plastik, Jejen Muhaimin, membenarkan kalau air limbah pabrik miliknya dibuang ke selokan warga dengan dalih tidak berbahaya karena tidak mengunakan bahan kimia.

Dia sudah mengembangkan pengolahan plastik selama dua tahun dengan izin lengkap, namun tidak mengerti tata cara pengolahan plastik yang baik dan benar.

"Saya hanya mengetahui limbah yang kami buang tidak berbahaya, kalau ikan warga mati dan kulit gatal, wajar saja karena airnya keruh. Saya tidak mengetahui harus bagaimana, jadi dibiarkan saja mengalir ke lingkungan warga," katanya.

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018