Garut (Antaranews Jabar) - Sebanyak 30 santriwati di Kecamatan Taroggong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, serentak terserang wabah penyakit diare hingga harus mendapatkan penanganan medis secara intensif karena kondisinya cukup memprihatinkan.

"Sekarang sudah ditangani dan ada juga yang masih dirawat," kata pengurus pesantren Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Kaspul Anwar usai meninjau kondisi santriwati, Kamis.

Ia menuturkan, kejadian wabah diare itu mulai diketahui dua hari yang lalu, seluruhnya ada 30 santriwati menderita sakit diare.

Mereka, kata dia, langsung mendapatkan penanganan medis, dan berangsur membaik, hingga saat ini yang masih sakit diare sebanyak 15 orang.

"Kondisinya mual sama lemas, sementara aktivitas mereka di pesantren diistirahatkan dulu," katanya.

Wabah penyakit diare tersebut mendapat perhatian dari Kepolisian Resor Garut dengan menerjunkan tim medis, berikut peralatan untuk menangani kesehatan para santriwati.

Tim medis yang diterjunkan, kata dia, akan melakukan pemeriksaan terkait penyebabnya agar tidak ada lagi santriwati terjangkit wabah diare.

"Masih ada 15 orang, indikasinya bisa jadi karena makanan," katanya.

Ia menyampaikan, jajarannya menyiagakan satu dokter yang merupakan istri dari Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut untuk siaga membantu para santriwati.

Tim yang diterjunkan dari jajaran Polres Garut itu, kata dia, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

"Ini sebagai bentuk kepedulian kami menurunkan tim bakti sosial kesehatan," katanya. 
 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018