Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil atau Emil pada Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2018 di daerah itu mengingatkan masyarakat setempat bahwa keselamatan menjadi harga mati saat berkendara.

"`Safety` menjadi harga mati untuk selalu menjadi nilai utama masalah keselamatan. Yang kedua, setelah keselamatan adalah pelayanan yang sepenuh hati. Itu pesannya Kementerian Perhubungan," katanya usai Upacara Peringatan Harhubnas 2018 di Halaman Depan Gedung Sate Bandung, Rabu.

Gubernur Emil mengatakam Peringatan Harhubnas 2018 menjadi refleksi tentang pentingnya keselamatan dan pelayanan dalam dunia transportasi agar bisa dilakukan sepenuh hati oleh insan perhubungan nasional.

Dua hal tersebut menjadi pesan penting dalam peringatan Harhubnas tahun ini dengan tema, "Guyub Rukun Untuk Mewujudkan Konektivitas dan Keselamatan Transportasi yang Lebih Baik". Harhubnas diperingati pada 17 September setiap tahun.

Pihaknya juga berkomiten melakukan penyerapan anggaran perhubungan secara cepat dan hal ini diwujudkan Jawa Barat melalui realisasi anggaran untuk membeli pembatas jalan berupa teknologi "road barrier" yang akan dipasang di titik-titik jalan yang dianggap rawan di Jawa Barat.

"Diharapkan penyerapan anggaran dipercepat tanpa melanggar aturan-aturan, sehingga itu sudah kami terjemahkan untuk `safety`, seperti diwacanakan kita sudah persiapkan penganggaran untuk membeli pengamanan dengan teknologi silinder atau 'road barrier` namanya," kata Emil.

Selain itu, Jawa Barat akan terus meningkatan transportasi berbasis kereta dan dalam waktu dekat. Pemerintah pusat juga akan memberikan hibah 50 bus yang akan disebar ke daerah yang padat pergerakan transportasinya.

Gubernur Emil menambahkan bahwa kelancaran transportasi menjadi kunci atau urat nadi pembangunan. Hingga saat ini, ruas tol dan kapasitas transportasi kereta di Jawa Barat belum ideal.

"Kuncinya adalah kelancaran. Inflasi tergantung dari perhubungan, urat nadi ekonomi tergantung dari perhubungan. Kita masih kurang jalan tol karena idealnya tiga kali lipat, kita juga belum ideal kereta api idelanya lima kali lipat," tutur Emil.


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018