Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil atau Emil mengatakan kondusivitas dan stabilitas menjadi salah satu kunci damai pada pelaksanaan pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2019.

"Mari suarakan semangat damai dan semangat sejuk dalam pileg dan Pilpres 2019," kata Gubernur Jabar pada acara deklarasi bersama dalam rangka mewujudkan pileg dan pilpres damai 2019, di Aula Moelyono Mapolda Jabar Bandung, Rabu.

Dia mengatakan demokrasi multipartai merupakan sistem perpolitikan yang dianut Indonesia. Maka, berbagai partai politik turun berlaga dalam pemilihan umum, dan semua memiliki hak untuk memegang kendali atas tugas-tugas pemerintah, baik secara terpisah maupun dalam koalisi.

Ia menuturkan, dengan iklim politik seperti itu, semua bergerak dinamis sehingga diperlukan stabilitas dan kondusivitas dalam setiap pergerakan politiknya.

Semangat netralitas menjadi kebutuhan dasar dari penyelenggaraan demokrasi di Indonesia dan pada pileg serta Pilpres 2019, tercatat ada 20 partai yang akan menjadi pilihan rakyat.

"Semakin banyak partai semakin tinggi dinamika," kata Emil.

Tugas KPU, lanjut Emil, melaksanakan sebaik- baiknya pileg maupun Pilpres 2019 karena biaya politik yang dikeluarkan tidaklah sedikit.

"Oleh karena itu, dengan biaya yang sangat mahal syarat nomor satunya adalah stabilitas dan kondusivitas," katanya.

Emil pun menceritakan pengalamannya pada Pilgub 2018. Ia merasa betapa rasa aman itu hadir. Nyaman itu ada, sehingga Jabar layak jadi percontohan proses pemilu yang luar biasa.

"Ini karena pimpinan Polda dan Kodam III/SLW bersinergi, dan menjunjung tinggi netralitas sampai ke hari pencoblosan," katanya.

Emil menuturkan, saat ini, sebuah pertikaian dapat dimulai dari gadget. Berbeda dengan zaman orde baru dulu, bukan pengerahan massa secara masif, tapi dari disinformasi, atau berita bohong.

"Berita bisa bohong, foto bisa diedit, oleh karena itu saya menitipkan para pimpinan partai agar para pendukung jangan menyebar berita yang belum `verified.` Caranya mudah, ada nggak di media mainstream. Kalau ada news value, pasti dimuat kantor berita," katanya.

Selain itu, berita bohong juga biasanya masuk ke aplikasi WhatsApp. Pihak terkait bisa memonitor disinformasi tersebut.

"Termasuk peran ulama, untuk gencar ceramah yang melarang menyebarkan berita bohong," katanya.

"Pilihlah pemimpin karena punya solusi yang mantap. Kini zamannya demokrasi gagasan, bukan kebencian," kata Emil.

Emil menyebut pihaknya akan mendukung dari sisi anggaran untuk KPU, Bawaslu, juga TNI/ Polri, dan institusi lainnya yang terkait dengan pesta demokrasi. Selain itu, pihaknya juga akan siap bertugas dari sisi koordinasi demi suksesnya pileg dan Pilpres 2019.

"Sampai suatu hari, saya melihat pesta demokrasi seperti pesta budaya, gembira supaya masyarakat tidak bosan," katanya.

Sementara itu, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengatakan, Pemilu 2019 di Jawa Barat diharapkan berjalan baik.

Menurutnya, sepanjang pengalaman pada penyelenggaraan Pilgub 2018, tercipta pesta demokrasi yang nyaman.

"Semua tahapannya nyaman, nyaman sekali. Tidak ada hal yang bikin `pabaliut`. Atas pengalaman yang sangat baik tersebut, akan menjadi modal bagi kita semua untuk lebih memberikan prestasi yang lebih baik lagi," kata Yayat.

Demokrasi tumbuh subur di tanah Pasundan, lanjut Yayat. Indonesia layak dijadikan acuan dan contoh bagi demokrasi damai di seluruh dunia.

 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018