Bandung (Antaranews Jabar) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari melakukan sidak ke Pasar Cileunyi, Kabupaten Bandung, bersama dengan sejumlah anggota Komisi II, Rabu.
Ineu meminta Komisi II yang membidangi perekonomian untuk terus melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok masyarakat, khususnya di pasar tradisional menjelang, selama Ramadhan, dan mendekati Idul Fitri 1349 Hijriah/2018.
"Saya minta agar Komisi II agar terus memantau harga-harga kebutuhan pokok masyarakat selama ramadhan dan menjelang Idul Fitri nanti," kata dia.
Lebih lanjut Ineu mengatakan, selain melaksanakan sidak ke pasar-pasar tradisional pihaknya pun terus melakukan koordinasi dengan tim inflasi daerah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi jawa barat dalam hal ini tim inflasi daerah agar stabilitas bahan kebutuhan pokok ini terus terjaga," kata Ineu.
Ineu pun berharap, pada Ramadhan tahun ini harga kebutuhan pokok tidak melonjak.
"Semoga harga kebutuhan pokok tersebut tidak terus mengalami kenaikan, dan tidak ada oknum yang melakukan penimbunan barang pokok jelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah," kata Ineu.
Pada kesempatan tersebut, sidak yang didampingi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat terpantau harga-harga kebutuhan pokok relatif stabil, meskipun harga daging dan telur naik harga karena kebutuhan masyarakat terhadap dua kebutuhan tersebut memang meningkat.
"Berdasarkan pantauan kami memang harga-harga relatif stabil. Kalaupun ada peningkatan misalnya beras, itu masih wajar karena ini hari pertama puasa," kata Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat, Didi Sukardi.
Menurut Didi, pihaknya berharap harga-harga bertahan stabil sampai lebaran nanti, meskipun diakuinya ini tergantung permintaan dan penawaran. "Harga pasti naik kalau permintaan meningkat" kata Didi.
Menurut dia, berdasarkan pemantauan, harga kebutuhan meningkat bukan karena barangnya tidak ada namun karena meningkatnya permintaan.
Lebih lanjut dikatakan Didi, yang perlu dikhawatirkan adalah apabila kenaikan barang disebabkan ketiadaan barang di pasar.
Oleh karenanya menurut Didi pemantauan perlu untuk melihat apakah nantinya perlu dilakukan intervensi atau tidak. "Untuk itu kami berkoordinasi dengan dinas terkait serta Bulog bilamana nantinya diperlukan intervensi pasar," kata Didi.
Di Jawa Barat sendiri, menurut Didi sejauh ini persediaan kebutuhan pokok untuk Ramadhan dirasakan cukup.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Ineu meminta Komisi II yang membidangi perekonomian untuk terus melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok masyarakat, khususnya di pasar tradisional menjelang, selama Ramadhan, dan mendekati Idul Fitri 1349 Hijriah/2018.
"Saya minta agar Komisi II agar terus memantau harga-harga kebutuhan pokok masyarakat selama ramadhan dan menjelang Idul Fitri nanti," kata dia.
Lebih lanjut Ineu mengatakan, selain melaksanakan sidak ke pasar-pasar tradisional pihaknya pun terus melakukan koordinasi dengan tim inflasi daerah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi jawa barat dalam hal ini tim inflasi daerah agar stabilitas bahan kebutuhan pokok ini terus terjaga," kata Ineu.
Ineu pun berharap, pada Ramadhan tahun ini harga kebutuhan pokok tidak melonjak.
"Semoga harga kebutuhan pokok tersebut tidak terus mengalami kenaikan, dan tidak ada oknum yang melakukan penimbunan barang pokok jelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah," kata Ineu.
Pada kesempatan tersebut, sidak yang didampingi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat terpantau harga-harga kebutuhan pokok relatif stabil, meskipun harga daging dan telur naik harga karena kebutuhan masyarakat terhadap dua kebutuhan tersebut memang meningkat.
"Berdasarkan pantauan kami memang harga-harga relatif stabil. Kalaupun ada peningkatan misalnya beras, itu masih wajar karena ini hari pertama puasa," kata Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat, Didi Sukardi.
Menurut Didi, pihaknya berharap harga-harga bertahan stabil sampai lebaran nanti, meskipun diakuinya ini tergantung permintaan dan penawaran. "Harga pasti naik kalau permintaan meningkat" kata Didi.
Menurut dia, berdasarkan pemantauan, harga kebutuhan meningkat bukan karena barangnya tidak ada namun karena meningkatnya permintaan.
Lebih lanjut dikatakan Didi, yang perlu dikhawatirkan adalah apabila kenaikan barang disebabkan ketiadaan barang di pasar.
Oleh karenanya menurut Didi pemantauan perlu untuk melihat apakah nantinya perlu dilakukan intervensi atau tidak. "Untuk itu kami berkoordinasi dengan dinas terkait serta Bulog bilamana nantinya diperlukan intervensi pasar," kata Didi.
Di Jawa Barat sendiri, menurut Didi sejauh ini persediaan kebutuhan pokok untuk Ramadhan dirasakan cukup.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018