Singaparna, (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus berupaya membangun dan menata potensi wisata alam Gunung Galunggung yang menjadi salah satu objek wisata unggulan, sebagai upaya dari tindak lanjut Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tasikmalaya 2018 tentang priioritas pembangunan wisata.
Pemerintah daerah mengharapkan program pembangunan wisata itu dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya, terutama dapat membangun potensi ekonomi masyarakat sekitar daerah wisata.
Program pengembangan wisata alam Gunung Galunggung mendapat dukungan langsung dari Wakil Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto yang beberapa kali disampaikan dalam pembahasan program pembangunan seperti acara RPJMD, termasuk pada saat acara Doa Bersama Memperingati 36 Tahun Meletusnya Gunung Galunggung Sebagai Daya Tarik Pesona Wisata di Kawasan Wisata Cipanas Galunggung, Jumat (27/4/2018).
Ade berpesan mengenai pembangunan pariwisata itu tidak dipandang sempit seperti kekhawatiran akan mendatangkan penyakit masyarakat seperti perbuatan maksiat dampak keberadaan wisata itu.
Ade menginginkan adanya upaya kerjasama semua elemen masyarakat maupun pemangku kebijakan dalam membangun pariwisata yang memberikan dampak kesejahteraan pada kehidupan ekonomi masyarakat.
"Kita harus melihat bahwa pariwisata itu akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat, perekonomian akan tumbuh jika sektor wisata dapat dikelola secara baik dengan konsep wisata syariah. Tidak harus berdiri hotel-hotel megah, tapi rumah-rumah penduduk pun dapat ditata menjadi tempat istirahat para wisatawan, asal dikelola dengan baik dengan regulasi yang tepat," katanya.
Kegiatan doa bersama di Gunung Galunggung itu mendapatkan apresiasi dari Ade Sugianto karena akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, bahwa di balik peristiwa meletusnya Gunung Galunggung membawa hikmah yang dapat dirasakan manfaatnya hingga saat ini.
Ia mengajak semua elemen masyarakat maupun para ulama dan tokoh masyarakat di Tasikmalaya dapat memohon terus agar keindahan alam Gunung Galunggung tersebut dapat memberikan kemakmuran bagi kehidupan masyarakat sekitar.
"Kita memohon, semoga keindahan dan daya tarik potensi wisata Gunung Galunggung senantiasa selalu memancarkan pesona daya tarik bagi para wisatawan yang senantiasa memberikan kemakmuran bagi masyarakat Kecamatan Sukaratu pada khususnya, dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya," katanya.
Ade mengungkapkan, keseriusan pemerintah daerah membangun wisata alam itu karena Gunung Galunggung identik dengan Tasikmalaya, artinya orang akan mengenal Tasikmalaya dengan Galunggung-nya.
Galunggung bukan hanya sekadar nama sebuah gunung, tetapi sekaligus simbol peradaban Sunda masa lalu yang adiluhung, hal itu dibuktikan dengan ditemukannya berbagai peninggalan masa lalu berupa situs, artefak yang menjadi bagian dari sejarah Tasikmalaya hingga kini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Asep Saeful Bahri, menyampaikan, telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan wisata Gunung Galunggung sebesar Rp1,2 miliar dari APBD tahun 2018.
Anggaran sebesar itu, kata dia, untuk revitalisasi dan penataan sekitar kawasan wisata seperti kolam renang air panas, panggung, batas pagar dan pembangunan gazebo yang nyaman dan menarik.
Selain itu membenahi kios yang dijadikan tempat menjual berbagai produk seperti pakaian, sayuran, kerajinan khas Tasikmalaya dan produk makanan khas yang banyak diminati wisatawan.
"Amanah pariwisata tidak hanya untuk PAD tapi yang terpenting adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.
Asep menambahkan, program pembangunan lainnya terkait akses menuju wisata alam tersebut yaitu perbaikan jalan yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018.
"Dipastikan akhir 2018 semua perbaikan akan selesai dilakukan," katanya.
Gunung Galunggung pertama kali meletus 8 Oktober 1822 dengan menelan korban jiwa sebanyak 4.011 orang dan 114 desa musnah. Letusan kedua terjadi tahun 1894 dan mengakibatkan 50 desa hancur dan 22 desa di antaranya ditinggal penduduk mengungsi, terakhir meletus pada 5 April 1982.
Sejak meletus itu kawasan wisata Gunung Galunggung menjadi destinasi wisatawan untuk menikmati keindahan bekas letusan, juga pemandian air panas alami dari mata air gunung tersebut.
Dinas terkait mencatat jumlah pengunjung ke objek wisata Gunung Galunggung tahun 2017 sebanya 373.159 orang wisatawan nusantara dan 67 orang wisatawan mancanegara, ditargetkan tahun 2018 jumlah pengunjung sebanyak 1.561.908 orang.
Advertorial
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Pemerintah daerah mengharapkan program pembangunan wisata itu dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya, terutama dapat membangun potensi ekonomi masyarakat sekitar daerah wisata.
Program pengembangan wisata alam Gunung Galunggung mendapat dukungan langsung dari Wakil Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto yang beberapa kali disampaikan dalam pembahasan program pembangunan seperti acara RPJMD, termasuk pada saat acara Doa Bersama Memperingati 36 Tahun Meletusnya Gunung Galunggung Sebagai Daya Tarik Pesona Wisata di Kawasan Wisata Cipanas Galunggung, Jumat (27/4/2018).
Ade berpesan mengenai pembangunan pariwisata itu tidak dipandang sempit seperti kekhawatiran akan mendatangkan penyakit masyarakat seperti perbuatan maksiat dampak keberadaan wisata itu.
Ade menginginkan adanya upaya kerjasama semua elemen masyarakat maupun pemangku kebijakan dalam membangun pariwisata yang memberikan dampak kesejahteraan pada kehidupan ekonomi masyarakat.
"Kita harus melihat bahwa pariwisata itu akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat, perekonomian akan tumbuh jika sektor wisata dapat dikelola secara baik dengan konsep wisata syariah. Tidak harus berdiri hotel-hotel megah, tapi rumah-rumah penduduk pun dapat ditata menjadi tempat istirahat para wisatawan, asal dikelola dengan baik dengan regulasi yang tepat," katanya.
Kegiatan doa bersama di Gunung Galunggung itu mendapatkan apresiasi dari Ade Sugianto karena akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, bahwa di balik peristiwa meletusnya Gunung Galunggung membawa hikmah yang dapat dirasakan manfaatnya hingga saat ini.
Ia mengajak semua elemen masyarakat maupun para ulama dan tokoh masyarakat di Tasikmalaya dapat memohon terus agar keindahan alam Gunung Galunggung tersebut dapat memberikan kemakmuran bagi kehidupan masyarakat sekitar.
"Kita memohon, semoga keindahan dan daya tarik potensi wisata Gunung Galunggung senantiasa selalu memancarkan pesona daya tarik bagi para wisatawan yang senantiasa memberikan kemakmuran bagi masyarakat Kecamatan Sukaratu pada khususnya, dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya," katanya.
Ade mengungkapkan, keseriusan pemerintah daerah membangun wisata alam itu karena Gunung Galunggung identik dengan Tasikmalaya, artinya orang akan mengenal Tasikmalaya dengan Galunggung-nya.
Galunggung bukan hanya sekadar nama sebuah gunung, tetapi sekaligus simbol peradaban Sunda masa lalu yang adiluhung, hal itu dibuktikan dengan ditemukannya berbagai peninggalan masa lalu berupa situs, artefak yang menjadi bagian dari sejarah Tasikmalaya hingga kini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Asep Saeful Bahri, menyampaikan, telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan wisata Gunung Galunggung sebesar Rp1,2 miliar dari APBD tahun 2018.
Anggaran sebesar itu, kata dia, untuk revitalisasi dan penataan sekitar kawasan wisata seperti kolam renang air panas, panggung, batas pagar dan pembangunan gazebo yang nyaman dan menarik.
Selain itu membenahi kios yang dijadikan tempat menjual berbagai produk seperti pakaian, sayuran, kerajinan khas Tasikmalaya dan produk makanan khas yang banyak diminati wisatawan.
"Amanah pariwisata tidak hanya untuk PAD tapi yang terpenting adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.
Asep menambahkan, program pembangunan lainnya terkait akses menuju wisata alam tersebut yaitu perbaikan jalan yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018.
"Dipastikan akhir 2018 semua perbaikan akan selesai dilakukan," katanya.
Gunung Galunggung pertama kali meletus 8 Oktober 1822 dengan menelan korban jiwa sebanyak 4.011 orang dan 114 desa musnah. Letusan kedua terjadi tahun 1894 dan mengakibatkan 50 desa hancur dan 22 desa di antaranya ditinggal penduduk mengungsi, terakhir meletus pada 5 April 1982.
Sejak meletus itu kawasan wisata Gunung Galunggung menjadi destinasi wisatawan untuk menikmati keindahan bekas letusan, juga pemandian air panas alami dari mata air gunung tersebut.
Dinas terkait mencatat jumlah pengunjung ke objek wisata Gunung Galunggung tahun 2017 sebanya 373.159 orang wisatawan nusantara dan 67 orang wisatawan mancanegara, ditargetkan tahun 2018 jumlah pengunjung sebanyak 1.561.908 orang.
Advertorial
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018