Bandung (Antaranews Jabar) - Taman Lalu lintas Ade Irma Nasution meluncurkan buku untuk memperingati hari ulang tahun ke-60 salah satu taman tertua di Kota Bandung tersebut.
Buku HUT ke-60 tahun Taman Lalu Lintas itu menceritakan awal sejarah berdirinya taman, lengkap disertai foto-foto sejak tahun 1954 hingga 2017.
"Menceritakan taman lalu lintas, dari awal berdirinya sampai sekarang. Jadi banyak sekali sesepuh-sesepuh yang pernah ke lalu lintas itu kita interview, bagaimana kesan mereka saat di taman lalu lintas," ujar Ketua Dewan Pembina Yul Yunazwin Nazaruddin, saat peluncuran buku, di Bandung, Minggu.
Ia menjelaskan, sebetulnya taman ini sudah ada sejak tahun 1922 yang dikenal dengan nama Insulinde Park.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1954, Nazaruddin yang merupakan salah satu motor penggerak organisasi badan keamanan lalu lintas kemudian menginisiasi pembangunan taman yang kini dikenal sebagai Taman Lalu Lintas Ade Irma Nasution.
Taman lalu lintas menjadi satu-satunya taman di Kota Bandung bahkan Jawa Barat yang memfokuskan diri sebagai taman pendidikan kelalulintasan bagi anak-anak.
"Saya kira salah satu fungsi taman lalu lintas juga sebagai taman rekreasi, taman lingkungan hidup, di samping sebagai taman edukasi. Ini sesuai dengan program pemerintah mengenai pariwisata," kata Yul Yunazmin.
Menurut dia, dari tahun ke tahun taman lalu lintas banyak berubah. Hal yang paling mencolok ketika pada 2017, salah satu perusahaan otomotif melalui program pertanggungjawaban sosialnya memberikan sejumumlah fasilitas baru.
Berbagai fasilitas dilengkapi, tanpa mengubah konsep awal pembangunan taman lalu lintas sebagai wisata edukasi kelalulintasan.
Menurut Yul, sejak tahun 1992 hingga 2017, program yang dikembangkan yakni penyuluhan pendidikan keamanan lalu lintas telah menyasar 4.221 guru, 2.140 sekolah taman kanak-kanak maupun sekolah dasar, serta sekitar 48.322 siswa di berbagai wilayah di Jabar dan sekitarnya.
"Materi yang diberikan pada program ini bersumber pada lima gerakan cara menyebrang jalan supaya aman. Program ini dilanjutkan secara berkesinambungan sampai saat ini dan cuma-cuma (gratis)," kata dia.
Yul mengatakan, sangat penting dalam memberikan pendidikan kelalulintasan sejak dini. Pasalnya berkaca pada data kepolisian, mayoritas kecelakaan didominasi karena tidak mematuhi tata tertib berlalu lintas.
"Untuk itu kita ingin agar anak-anak menjadi pelopor keselamatan lalu lintas bagi anggota keluarganya," kata dia.
Buku HUT ke-60 Taman Lalu Lintas Ade Suryani disusun oleh dua wartawan senior yakni Ade P. Marboen dan Edna Caroline. Selain itu, pembuatan buku ini pun melibatkan pihak lain serta tokoh-tokoh nasional.
Ia berharap, hadirnya buku ini menjadi medium bagi masyarakat untuk mengenang kembali taman lalu lintas serta bersama-sama memelihara keberadaannya sebagai catatan hidup.
"Saya yakin pasti orang Bandung atau Jabar pernah ke sini, saya yakin itu. Armand Maulana, Rossa, Ridwan Kamil, Melody, juga kita interview," kata dia.
Meski begitu, peluncuran buku ini masih terbatas dan tidak dijual secara bebas. Bagi masyarakat yang penasaran membaca buku tersebut bisa datang ke perpustakaan terdekat maupun ke taman lalu lintas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Buku HUT ke-60 tahun Taman Lalu Lintas itu menceritakan awal sejarah berdirinya taman, lengkap disertai foto-foto sejak tahun 1954 hingga 2017.
"Menceritakan taman lalu lintas, dari awal berdirinya sampai sekarang. Jadi banyak sekali sesepuh-sesepuh yang pernah ke lalu lintas itu kita interview, bagaimana kesan mereka saat di taman lalu lintas," ujar Ketua Dewan Pembina Yul Yunazwin Nazaruddin, saat peluncuran buku, di Bandung, Minggu.
Ia menjelaskan, sebetulnya taman ini sudah ada sejak tahun 1922 yang dikenal dengan nama Insulinde Park.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1954, Nazaruddin yang merupakan salah satu motor penggerak organisasi badan keamanan lalu lintas kemudian menginisiasi pembangunan taman yang kini dikenal sebagai Taman Lalu Lintas Ade Irma Nasution.
Taman lalu lintas menjadi satu-satunya taman di Kota Bandung bahkan Jawa Barat yang memfokuskan diri sebagai taman pendidikan kelalulintasan bagi anak-anak.
"Saya kira salah satu fungsi taman lalu lintas juga sebagai taman rekreasi, taman lingkungan hidup, di samping sebagai taman edukasi. Ini sesuai dengan program pemerintah mengenai pariwisata," kata Yul Yunazmin.
Menurut dia, dari tahun ke tahun taman lalu lintas banyak berubah. Hal yang paling mencolok ketika pada 2017, salah satu perusahaan otomotif melalui program pertanggungjawaban sosialnya memberikan sejumumlah fasilitas baru.
Berbagai fasilitas dilengkapi, tanpa mengubah konsep awal pembangunan taman lalu lintas sebagai wisata edukasi kelalulintasan.
Menurut Yul, sejak tahun 1992 hingga 2017, program yang dikembangkan yakni penyuluhan pendidikan keamanan lalu lintas telah menyasar 4.221 guru, 2.140 sekolah taman kanak-kanak maupun sekolah dasar, serta sekitar 48.322 siswa di berbagai wilayah di Jabar dan sekitarnya.
"Materi yang diberikan pada program ini bersumber pada lima gerakan cara menyebrang jalan supaya aman. Program ini dilanjutkan secara berkesinambungan sampai saat ini dan cuma-cuma (gratis)," kata dia.
Yul mengatakan, sangat penting dalam memberikan pendidikan kelalulintasan sejak dini. Pasalnya berkaca pada data kepolisian, mayoritas kecelakaan didominasi karena tidak mematuhi tata tertib berlalu lintas.
"Untuk itu kita ingin agar anak-anak menjadi pelopor keselamatan lalu lintas bagi anggota keluarganya," kata dia.
Buku HUT ke-60 Taman Lalu Lintas Ade Suryani disusun oleh dua wartawan senior yakni Ade P. Marboen dan Edna Caroline. Selain itu, pembuatan buku ini pun melibatkan pihak lain serta tokoh-tokoh nasional.
Ia berharap, hadirnya buku ini menjadi medium bagi masyarakat untuk mengenang kembali taman lalu lintas serta bersama-sama memelihara keberadaannya sebagai catatan hidup.
"Saya yakin pasti orang Bandung atau Jabar pernah ke sini, saya yakin itu. Armand Maulana, Rossa, Ridwan Kamil, Melody, juga kita interview," kata dia.
Meski begitu, peluncuran buku ini masih terbatas dan tidak dijual secara bebas. Bagi masyarakat yang penasaran membaca buku tersebut bisa datang ke perpustakaan terdekat maupun ke taman lalu lintas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018