CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto menyampaikan beberapa faktor penyebab masalah mobil listrik yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
Dia menyampaikan hal itu kepada awak media di Bali pada Sabtu (20/12) malam menyusul kebakaran yang diduga dipicu oleh masalah mobil elektrik di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, pada Kamis (18/12) malam.
Kebakaran yang merenggut nyawa itu diduga dipicu oleh masalah kelistrikan selama pengisian daya mobil listrik, yang menimbulkan ledakan dan memunculkan api pada mobil listrik. Api tersebut kemudian diperkirakan menyambar kaleng berisi thinner dan cat yang ada di dekat mobil.
"Itu ada thinner, ada apa segala macem, terus dia masuk di ruangan yang sempit ya," kata Kariyanto ketika ditanya tentang faktor-faktor yang bisa memicu kebakaran tersebut.
"Tempatnya sempit, terus kita enggak pernah tahu yang memasang soket ini siapa, charger-nya, apakah bersertifikat, atau main ngakal-ngakalin. Karena, begitu charging ini jalan kan high voltage," katanya.
Faktor seperti kondisi soket dan pengisi daya, menurut dia, bisa menyebabkan baterai kendaraan listrik menghasilkan panas berlebih dan berpeluang menimbulkan ledakan.
Kalau masalah tersebut terjadi di tempat yang sempit, ia melanjutkan, maka proses pendinginan menjadi terhambat.
Dalam kebakaran yang terjadi di Penjaringan, menurut dia, kondisi lokasi juga menyulitkan upaya evakuasi ketika masalah mobil listrik memicu kebakaran.
"Rumah-rumah yang ruko ya, atasnya bertingkat kan, masuknya dari bawah, garasi jadi gudang, terus atasnya dikasih teralis. Enggak bisa keluar, dan keluarnya mungkin hanya ada pintu bawah, api sudah besar. Nah, situasi ini sering enggak disadari sama orang awam," ia menjelaskan.
Dia menekankan pentingnya pemilik kendaraan memahami karakter mobil listrik, yang berbeda dengan mobil dengan mesin pembakaran internal.
"Mobil listrik gimana pun juga kan teknologi belum matang. Kalau mobil bensin lebih dari 100 tahun perkembangan teknologi," katanya.
Editor : Yuniardi Ferdinan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025