Antarajabar.com - Paguyuban Masyarakat Cimacan (Pamacan) Cianjur, Jawa Barat, mendorong Pemkab Cianjur, segera melakukan penataan di Kawasan Kebun Raya Cibodas yang dikelola pemkab.
         
Pasalnya tempat wisata tersebut semakin kumuh dan semrawut tepatnya di area parkir dan kios oleh-oleh yang saat ini merangkap tempat tinggal pedagang yang sebagian besar pendatang dari luar.
       
Ketua Pamacan, Rama Ariandi pada wartawan Jumat, mengatakan kawasan yang menjadi tanggungjawab Kelompok Pengegerak Pariwisata (Kompepar) harusnya tidak menjadi tempat tinggal yang saat ini sudah berbentuk ke RT an.
        
"Keberadaan kios oleh-oleh memang jelas keberadaannya, tapi bukan untuk dijadikan pemukiman karena tidak ada judulnya di zona wisata dimana ada kebun raya dan taman nasional," katanya.
        
Dia menjelaskan mayoritas yang tinggal atau bermukim di kawasan tersebut merupakan orang luar atau bukan asli dari Cimacan, meskipun pihaknya tidak tahu pasti jumlahnya.
   
Sehingga pihaknya, mendorong pemkab segera menertibkan kembali kawasan tersebut karena dengan kondisi saat ini, lingkungan luar dari Kebun Raya Cibodas tampak kumuh dan semrawut.
   
"Kalau terus dibiarkan masalahnya akan semakin parah, sehingga akan merugikan warga dan bisa saja pemkab. Harapan kami penertiban segera dilakukan agar zona wisata tidak terkesan kumuh dan semrawut," katanya.
        
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Cianjur, Yeyen Rohyanda, mengatakan, sejak menjabat Camat Cipanas,  pedagang di kawasan Cibodas, telah diimbau tidak menjadikan tempat mereka berjualan dijadikan tempat tinggal, sesuai aturan yang ada.
        
"Kawasan wisata tidak boleh ada rumah tinggal karena hanya diperuntukannya untuk tempat penjual oleh-oleh, bukan ruko atau tempat tinggal permanen. Terlebih lahan kios tersebut milik pemerintahyang pusat. Kami akan segera melakukan penindakan terhadap pedagang yang menjadikan kawasan yang dikelola pemkab dijadikan rumah tinggal," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017