Hari yang dinanti-nanti itu tiba. Timnas U23 Indonesia akhirnya akan menghadapi laga pamungkas babak Kualifikasi Piala Asia U23 2026 Grup J melawan Korea Selatan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa malam, pukul 19.30 WIB.
Laga hidup mati, inilah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan pertandingan Garuda Muda pada malam ini. Mereka harus menang, titik. Tak boleh imbang, apalagi kalah.
Hanya dengan kemenangan, Garuda Muda bisa melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 untuk kedua kalinya sepanjang sejarah setelah edisi sebelumnya di Qatar pada 2024. Untuk edisi tahun depan, edisi ketujuh Piala Asia U-23 akan digelar di Arab Saudi pada Januari 2026.
Selain 11 juara grup dari babak kualifikasi, akan ada empat runner-up terbaik yang melenggang ke Arab Saudi. Namun, untuk jalur empat runner-up terbaik itu sudah tertutup setelah sudah ada empat tim yang mengungguli Indonesia dari perolehan poin sejauh ini di peringkat kedua.
Empat tim itu adalah China (Grup D), Iran (Grup I), Turkmenistan (Grup A), dan Yaman (Grup C). Empat tim ini sama-sama memiliki enam poin dari dua pertandingan.
Dalam klasemen runner-up terbaik, Indonesia berada di posisi kelima dengan torehan empat poin. Dengan situasi ini, maka hasil imbang pun tak mampu menyelamatkan Kadek Arel dan kawan-kawan untuk lolos ke Piala Asia U-23 2026.
Untuk mendapatkan kemenangan itu, pelatih timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg meminta para pemainnya bermain penuh percaya diri dan tak bermain gugup. Pelatih asal Belanda itu juga meminta para pemainnya untuk membiasakan diri dengan tekanan yang ada, karena bagaimana pun, tak mungkin untuk menghilangkan tekanan karena akan selalu ada di dunia sepak bola.
Menurut Vanenburg, mereka tak akan menjadi pemain besar jika tak mampu melewati setiap tekanan yang ada. Pelatih 61 tahun itu mengatakan hal ini berdasarkan pengalamannya dulu semasa menjadi pemain, ketika ia bermain sebanyak 660 kali dengan 168 gol dan 156 assist.
Dari ratusan pertandingan itu, Vanenburg memenangkan deretan trofi bergengsi, termasuk delapan trofi Erdeivisie Belanda dan satu Liga Champions bersama klub raksasa Belanda, PSV Eindhoven.
"Anda tidak bisa memenangkan pertandingan jika Anda gugup. Jadi, Anda harus mencoba mengendalikannya agar Anda tidak terlalu gugup," kata Vanenburg, yang juga seorang pemenang Piala Eropa 1988 bersama timnas Belanda tersebut.
Di sisi lain, pelatih Korea Selatan U-23 Lee Min-sung juga tak akan bermain aman pada pertandingan nanti, meski satu poin sudah cukup mengantarkan mereka ke Piala Asia U-23 2026 sebagai juara Grup J. Jika lolos, Korea Selatan akan mencatatkan edisi Piala Asia U-23 untuk ketujuh kalinya, atau dalam artian lain tak pernah absen pada putaran final sejak turnamen kelompok usia ini digelar pada 2013 di Oman.
"Kami datang ke sini untuk memainkan tiga pertandingan dan sejauh ini berjalan sesuai rencana. Tidak ada yang istimewa meski melawan tim tuan rumah. Saya percaya dengan persiapan yang kami lakukan, kami akan tampil dengan performa terbaik besok," kata Ming-sung.
Kenangan indah 2024
Manajer timnas U-23 Indonesia Ahmad Zaki Iskandar meminta para pemain Garuda Muda untuk melakukan dua hal pada pertandingan melawan Korea Selatan. Dua hal itu adalah fokus dan disiplin.
Menurut Zaki, dengan dua hal itu, maka Indonesia sangat bisa mengalahkan Korea Selatan, yang merupakan juara Piala Asia U-23 edisi 2020 tersebut. Ia juga menyadari bahwa tim Korea Selatan sangatlah menakutkan karena sudah mampu menyarangkan 12 gol dan tanpa kebobolan sejauh ini.
Dalam hal produktivitas, mereka termasuk ke dalam enam tim tersubur di babak kualifikasi ini, bersama Yordania (17 gol) dari Grup A, Australia (20 gol) dan China (12 gol) dari Grup D, Qatar (15 gol) dari Grup H, dan Uni Emirat Arab (15 gol) dari Grup I. Kendati demikian, selama bola itu bundar.
"Kita (Indonesia) mesti optimistis," kata Zaki.
Selain fokus dan disiplin, Indonesia juga patut melihat ke belakang, bahwa mereka pernah memiliki kenangan indah melawan Korea Selatan. Tak tanggung-tanggung, Garuda Muda menyingkirkan mereka di perempat final Piala Asia U-23 2024 dalam adu penalti dengan skor 11-10. Kala itu, Pratama Arhan mencetak gol penalti penentu untuk membawa Indonesia mengukir sejarah ke semifinal sebagai tim debutan.
Dan dari 23 skuad yang dibawa Vanenburg di babak kualifikasi ini, tujuh di antaranya adalah alumnus Piala Asia U-23 2024. Mereka adalah Arkhan Fikri, Rafael Struick, Hokky Caraka, Muhammad Ferarri, Dony Tri Pamungkas, Daffa Fasya, dan Rayhan Hannan. Khusus Struick, dia memiliki pengalaman indah menghadapi Korea Selatan, setelah dia mencetak dua gol pada waktu normal dalam skor 2-2.
Turunkan kekuatan utama
Hal pertama yang perlu dilakukan Vanenburg adalah menurunkan skuad terbaiknya sejak sepak mula. Vanenburg melakukan perubahan besar-besaran dalam susunan starternya dalam laga kedua melawan Makau di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu lalu.
Ada tujuh perubahan yang dilakukannya, termasuk dengan mencadangkan Kadek Arel, Dony Tri Pamungkas, Jens Raven, hingga Rafael Struick. Perubahan itu membawa angin segar setelah Indonesia mampu menumbangkan Makau dengan skor telak 5-0. Skor ini sama dengan yang diraih Korea Selatan pada laga pertamanya.
Dengan banyaknya pemain yang sudah ia turunkan, Vanenburg dapat menurunkan skuad terbaiknya melawan Korea Selatan, dimulai dengan Cahya Supriadi sebagai kiper setelah dirinya tak tergantikan dalam dua pertandingan.
Dalam formasi 4-3-3, empat bek di belakang, Vanenburg dapat menurunkan duet Kadek Arel dan Muhammad Ferarri sebagai bek tengah, serta Alfharezzi Buffon dan Dony Tri Pamungkas sebagai dua bek sayap.
Untuk di lini tengah, trio Robi Darwis, Toni Firmansyah, dan Arkhan Fikri dapat bermain sejak awal. Chemistry dari trio ini terlihat sudah bagus setelah mereka juga menjadi andalan Vanenburg sejak di Kejuaraan ASEA U-23 2025 di Jakarta pada Juli lalu.
Rayhan Hannan, dengan pengalamannya di Persija Jakarta, dapat mengisi area penyerangan sisi kanan. Dengan Jens Raven yang belum menemukan ketajamannya kembali, Vanenburg dapat mencadangkan striker Bali United itu terlebih dahulu.
Sebagai gantinya, ia bisa memainkan Rafael Struick, yang sudah biasa bermain sebagai striker di timnas senior Indonesia. Untuk mengisi posisi penyerang sayap, Vanenburg dapat memainkan Rahmat Arjuna yang tak tergantikan di Kejuaraan ASEAN U-23 2025.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia vs Korea Selatan: Laga hidup mati Garuda Muda
Editor : Yuniardi Ferdinan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025