Antarajabar.com - Sosok Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat yang juga menjabat sebagai Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berpeluang untuk diusung sebagai kandidat calon gubernur (cagub) Jabar 2018 oleh Partai Hanura dan Partai Golkar.

Peluang tersebut tercipta setelah 27 DPC Partai Hanura se-Jabar melakukan deklarasi mendukung Dedi Mulyadi untuk menjadi Cagub Jabar di Pilgub 2018, disela-sela Rakor II Tahun 2017 DPD Partai Hanura Jabar di Hotel Savoy Homann, Bandung, Jumat.

Ketua DPD Partai Hanura Jawa Barat Fitrun R Fitriansyah mengatakan dalam penentuan cagub maupun cawagub pihaknya akan mendengarkan aspirasi dari pengurus 27 kabupaten/kota se-Jabar.

"Jadi pola kebijakan kami bottom up, tidak ada arahan khusus dari DPP," katanya.

Fitrun menuturkan peluang koalisi antara Partai Hanura dengan Partai Golkar sangat terbuka mengingat keduanya memiliki kursi di DPRD Jawa Barat.

Menurut dia, jika terbentuk Fitrun memastikan ini perkara yang mudah karena secara pribadi dirinya dan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi memiliki kedekatan.

"Partai Golkar memiliki 17 kursi, Hanura 3 kursi. Sudah saling melengkapi," kata dia.

Akan tetapi, lanjut dia, sebelum ini terwujud pihaknya bersama Partai Golkar akan menggagas dialog kebangsaan untuk menghadirkan suasana Pilgub Jabar yang lebih bermartabat dibanding kegaduhan yang muncul di Pilgub DKI.

"Partai Hanura dan Golkar memiliki tanggung jawab moral agar Pilgub jabar bisa menjaga martabak berpolitik. Jangan sampai menjadi arena kedua kita setelah menghadapi masalah kritis," kata dia.

Sementara itu, Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengapresiasi dukungan dan sinyal Hanura bakal bergandengan dengan Golkar di Pilgub Jawa Barat 2018.

"Tentunya saya berterima kasih bukan hanya Golkar daerah yang mengapresiasi ternyata Hanura juga mengapresiasi," katanya.

Akan tetapi, lanjut Dedi, sebelum sepakat berkoalisi pihaknya bersama Hanura dan PKB akan menggalang dukungan untuk Poros Jawa Barat.

"Jadi ini bukan tentang usung-mengusung. Saya dengan Fitrun diskusi persoalan Jabar. Kami pahami eskalasi Pilkada di Jakarta bisa berimplikasi luas. Seolah masyarakat terbelah jadi dua. Kalau dipelihara, ini jadi negatif di indonesia Apalagi Jabar yang berbatasan dengan Jakarta," kata dia.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017