Antarajabar.com - Mantan Preman Cicadas Kota Bandung Ujang Koswara (48), menciptakan kompor yang tidak hanya digunakan untuk memasak saja namun berbahan bakar sampah dan dapat menghasilkan energi listrik.

"Kalau sudah panas akan menghasilkan listrik bisa dipakai untuk cas HP (Handphone) sampai lima sekaligus, dan menyalakan lampu," kata Ujang saat memamerkan hasil kratifitasnya di rumah workshop Universitas Kehidupan Otonom (UKO) Jalan Gudang Utara No.4, Kota Bandung, Rabu.

Ujang menjelaskan, mekanisme kompor berbentuk tabung tersebut sederhana, listrik yang dihasilkan berasal dari panas bara api yang dikonversikan melalui elemen khusus yang ada di dalam tabung kompor, kemudian disalurkan ke generator listrik.

"Dari generator itu ada socket USB (universal serial bus) untuk menghubungkan ke alat elektronik seperti ponsel, lampu, dan lainnya," kata dia.

Ujang menyebut, energi listrik yang dihasilkan akan terjadi saat kompor dalam keadaan panas, dan apabila digunakan secara secara terus-menerus seperti jika dipakai oleh para pembuat dodol atau tahu maka energi listrik yang dihasilkan akan semakin tinggi.

Lanjutnya, listrik yang dihasilkan dapat mencapai lima hingga 25 watt dan energinya pun bisa disimpan dalam Accu ataupun batere, sehingga dapat digunakan kapan saja dan sangat cocok untuk di wilayah yang belum teraliri listrik.

"Ini baru prototipe dibuat sekitar satu bulan yang lalu dan hasilnya dapat dikatakan bagus," kata dia.

Untuk pembuatannya sendiri, ia hanya memerlukan waktu paling lama satu hari dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti kaleng bekas kue dan cat, serta alat eletronik lainnya yang mudah dibeli seperti generator mini, potensio meter, serta blower yang biasa dipakai di komputer.

"Bahan bakarnya bisa menggunakan apapun seperti dari kayu, serabut dan batok kelapa, atau arang asal jangan plastik soalnya ada zat berbahaya kalau dibakar," kata dia.

Saat disinggung apakah akan dijual secara bebas, ia tidak ingin penemuannya dijadikan sebagai alat untuk meraup keuntungan. Ia membuka sebebas-bebasnya kepada masyarakat yang ingin memiliki kompor tersebut untuk datang ke rumah workshop UKO.

"Kami tidak akan menjualnya, tapi akan mengajarkan terkait pembuatan kompor ini. Soalnya, kami ingin memberdayakan masyarakat bukan malah membuat masyarakat malas," kata dia. 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017