Antarajabar.com - Produksi bawang merah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan hingga 30 persen pada tahun 2016 ini, penurunan itu diakibatkan kegagalan panen para petani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi di Cirebon, Senin, mengatakan produksi bawang merah pada tahun 2016 turun sampai 30 persen, dimana dari luas areal tanam bawang merah di Kabupaten Cirebon yang mencapai 4.000 hektare, rata-rata produksi 9,8 ton perhektar.
"Musim tanam tahun ini produksinya turun sekitar 30 persen," kata Ali.
Ia menuturkan selama musim tanam bawang merah 2016-2017, tingkat intensitas hujan di Kabupaten Cirebon tergolong tinggi.
Selain mengakibatkan banjir, hujan juga telah membuat tanaman bawang merah diserang berbagai hama dan penyakit hingga gagal panen, seperti dialami para petani bawang merah di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.
Ali melanjutkan serangan hama penyakit pada tanaman bawang merah juga dialami para petani di kecamatan lain, namun situasi itu sebatas menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen bawang merah.
"Sementara yang gagal panen hanya di Kecamatan Pangenan, untuk daerah lain, hasil panen kurang optimal," tuturnya.
Ali menambahakan produksi bawang merah di kecamatan lain di luar Pangenan, rata-rata hanya 7 ton perhektare, padahal, dalam kondisi baik, produksi bawang merah bisa mencapai lebih dari 10 tone perhektar.
Selain produksi bawang yang turun, kualitas komoditi ini pun menurun akibat tingginya intensitas hujan, akibatnya, harga bawang merah juga turun.
"Untuk harga bawang merah kualitas super sekitar Rp17 ribu perkilogram sedangkan yang berkualitas rendah hanya di kisaran Rp11 ribu perkilogram," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi di Cirebon, Senin, mengatakan produksi bawang merah pada tahun 2016 turun sampai 30 persen, dimana dari luas areal tanam bawang merah di Kabupaten Cirebon yang mencapai 4.000 hektare, rata-rata produksi 9,8 ton perhektar.
"Musim tanam tahun ini produksinya turun sekitar 30 persen," kata Ali.
Ia menuturkan selama musim tanam bawang merah 2016-2017, tingkat intensitas hujan di Kabupaten Cirebon tergolong tinggi.
Selain mengakibatkan banjir, hujan juga telah membuat tanaman bawang merah diserang berbagai hama dan penyakit hingga gagal panen, seperti dialami para petani bawang merah di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.
Ali melanjutkan serangan hama penyakit pada tanaman bawang merah juga dialami para petani di kecamatan lain, namun situasi itu sebatas menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen bawang merah.
"Sementara yang gagal panen hanya di Kecamatan Pangenan, untuk daerah lain, hasil panen kurang optimal," tuturnya.
Ali menambahakan produksi bawang merah di kecamatan lain di luar Pangenan, rata-rata hanya 7 ton perhektare, padahal, dalam kondisi baik, produksi bawang merah bisa mencapai lebih dari 10 tone perhektar.
Selain produksi bawang yang turun, kualitas komoditi ini pun menurun akibat tingginya intensitas hujan, akibatnya, harga bawang merah juga turun.
"Untuk harga bawang merah kualitas super sekitar Rp17 ribu perkilogram sedangkan yang berkualitas rendah hanya di kisaran Rp11 ribu perkilogram," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017