Antarajabar.com - Perdana Menteri Finlandia Juha Sipila pada Rabu (30/11) membantah tuduhan bahwa ia berusaha mengekang kegiatan media nasional, Yle, mengenai liputannya soal peristiwa yang melibatkan Sipila.
       
Dalam satu taklimat pada Rabu sore, Sipila membantah bahwa ia telah berusaha mempengaruhi Yle mengenai laporannya.
       
Pada Jumat lalu (25/11), Yle melaporkan perusahaan nikel milik negara Terrafame telah mengajukan permintaan kepada Katera Steel, perusahaan milik keluarga Sipila, cuma beberapa hari setelah perdana menteri menyetujui dana baru sebesar 100 juta euro (106 juta dolar AS) buat Terrafame.
       
Pada Rabu pagi, majalah berita Finlandia Suomen Kuvalehti melaporkan Sipila mengirim puluhan surat elektronik kritik ke wartawan Yle yang bertanggung-jawab atas berita tersebut.
       
"Saya ingin campur-tangan mengenai masalah tempat saya tak diberi kesempatan yang adil untuk mengomentari berita. Tak ada sedikit pun keinginan pada tahap apa pun untuk membatasi kebebasan pers atau mempengatuhi apa yang Yle katakan atau tidak katakan," kata Sipil dalam taklimat, yang dikutip Yle.
       
Meskipun Yle tidak menhyiarkan berita lanjutan lagi, pemimpin urusan berita di media tersebut Atte Jaaskelainen mengeluarkan pernyataan yang menyatakan surat elektronik perdana menteri itu tidak mempengaruhi liputan Yle, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
       
Yle tidak menyiarkan berita yang mempertanyakan apakah Sipila mesti mundur dari keputusan mengenai order yang diberikan kepada perusahaan keluarganya, saat perusahaan tersebut memutuskan untuk menunggu sampai penyelidikan selesai dilakukan, kata Jaaskelainen.
       
Kantor Kanselir Kehakiman, pengawas Pemerintah Finlandia, sebelumnya menegaskan bahwa kantor itu menerima lebih dari 10 keluhan mengenai kesepakatan Terrafame.
       
kantor Ombudsman Parlemen juga menerima dua keluhan. Pengawas parlemen pada Senin mengatakan lembaga tersebut akan mengkaji kemungkinan konflik kepentingan di pihak Sipila.


Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016