Antarajabar.com - Sebanyak sepuluh desain mebel karya pelaku desainer furniture di Jawa Barat masuk babak final kompetisi desain rotan tingkat Jabar tahun 2016.
       
"Sepuluh desain rotan masuk babak final penjurian tingkat Jabar. Desain lainnya juga cukup potensial untuk dikembangkan serta memiliki prospek pasar," kata Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Jabar Hening Widiatmoko di Bandung, Selasa.
       
Kegiatan kompetisi desain mebel rotan tingkat Jabar itu digelar untuk membangkitkan kembali gairah industri rotan di Jawa Barat yang belum kunjung pulih. Peserta kompetisi ini berasal dari sejumlah daerah pengrajin rotan serta dari sejumlah kampus.
       
Ajang yang mengusung tema rebranding desain furnitur rotan Indonesia itu khusus untuk furniture kursi.
       
"Melalui kompetisi ini diharapkan menjadi jalan keluar di tengah sulitnya bahan baku namun tetap bisa eksis dengan mengedepankan desain produk yang berbasis order," kata Hening.
       
Sepuluh desain kursi rotan yang masuk babak final adalah Cakra Buana Swing Chair karya M Tohir, Kursi Reflek karya Prabu Wardono, kursi Sasando (Riwanda Imawan), Easy Chair (Sugeng Untung), Silih Arm Chair (M Alfatha), Wibi Nature Chair (Syukron Mamun), Rat Wood Stool (Mastori), Aksara Chair (Suyudi Haryono) dan Leleson Arm Chair karya Ayi Arganugraha.
       
"Desain ini tak hanya berhenti di kompetisi, namun akan diperkenalkan kepada pasar, baik pasar tradisional maupun pasar baru industri rotan Jabar," kata Hening.
       
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Indag Jabar menegaskan potensi pasar industri rotan Jabar masih cukup terbuka, namun perlu didukung oleh ketersediaan bahan baku rotan yang saat ini mulai terbatas.
       
Menurut dia siapa yang menang dari kompetisi itu tidak penting, namun tujuan utamanya adalah menggairahkan kembali industri rotan di tanah air, khususnya di Jawa Barat.
       
"Lahirnya desain-desain baru diharapkan bisa menjadi solusi menghidupkan kembali industri rotan di Jabar," katanya.
       
Lebih lanjut ia menyebutkan, wilayah Cirebon merupakan sentra industri furniture rotan terbesar yang mana terdapat sebanyak 200 eksportit aktif (2015) dengan kapasitas 1000 hingga 1200 kontainer per bulan. Selain itu terdapat 1000 home industri pendukung industri ekspor rotan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang.
       
Furniture rotan merupakan salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan furniture dalam negeri maupun dunia, sehingga kesempatan mengembangkan rotan masih besar. Selain itu merupakan salah satu bahan baku yang ramah lingkungan.
       
"Namun rotan di Indonesia masih menghadapi kendala, salah atunya bahan baku. Selain itu juga sulit melakukan regenerasi pengrajin dan perkembangannya yang lambat dibanding industri furniture lainnya," kata Hening.
       
Ia menyebutkan pasokan rotan dari Kalimantan sudah sulit, dan diharapkan pendistribusian bahan baku dari Sulawesi dan Papua bisa menjadi solusi bagi para pengrajin.
       
Pada kegiatan penilaian kompetisi desain furniture rotan itu juga diisi dengan kegiatan presentasi para finalis desain rotan, pemaparan dari Abi Abduillah (Studio Hiji), Ichwan Joesoef (Kementerian Perdagangan), Satori Dasi (PT Yakamawa Rattan Indutry dan Deny Willy Junaidi pengajar di Universitas Malaysia.
   

Pewarta: Syarif

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016