Antarajabar.com - Palang Merah Indonesia membangun sanitasi dan tempat mandi, cuci, kakus darurat di lokasi pemukiman warga yang terkena dampak banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"PMI akan membangun fasilitas MCK darurat yang menjadi salah satu permasalahan warga yang terdampak banjir," kata pimpinan Humas PMI Atep Maulana di lokasi banjir Garut, Sabtu.
Ia menuturkan PMI dan pihak lainnya siap membantu mengatasi berbagai permasalahan dan kebutuhan warga pascabanjir bandang di Garut, Selasa (20/9) malam.
Menurut dia, banyak persoalan yang dialami warga korban banjir bandang, yakni kebutuhan dasar logistik, tempat tinggal sementara, MCK, dan air bersih.
"Semua itu menjadi masalah bagi para warga korban banjir bandang di wilayah Garut sekitarnya," katanya.
Terkait dengan berbagai persoalan itu, PMI berupaya membantu meringankan warga dengan membuat delapan MCK darurat di perkampungan warga yang dilanda banjir di Kecamatan Tarogong Kidul.
Menurut dia, penyediaan MCK darurat merupakan hal yang penting untuk memberikan kenyamanan masyarakat dan menjaga kesehatan mereka pascabanjir.
"Penyediaan MCK yang tidak baik sangat berpotensi menimbulkan timbulnya berbagai penyakit, seperti diare dan penyakit kulit dan lainnya," katanya.
Terkait dengan penyediaan air bersih, PMI bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum Garut untuk menyuplai air setiap hari.
"Setiap harinya kita menerjunkan enam kendaraan mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter untuk memenuhi dan menyuplai pasokan di pemukiman warga," kata Atep.
Seorang warga korban banjir, Yeyet (52), mengatakan banjir bandang yang menimpa rumahnya itu mengakibatkan tersendatnya aliran air melalui saluran air bersih.
Sumber air seperti sumur, kata dia, kotor karena bercampur dengan lumpur banjir.
"Sumur di rumah kotor sehingga kebutuhan air bersih terganggu, dengan adanya bantuan air bersih, kami merasa terbantu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"PMI akan membangun fasilitas MCK darurat yang menjadi salah satu permasalahan warga yang terdampak banjir," kata pimpinan Humas PMI Atep Maulana di lokasi banjir Garut, Sabtu.
Ia menuturkan PMI dan pihak lainnya siap membantu mengatasi berbagai permasalahan dan kebutuhan warga pascabanjir bandang di Garut, Selasa (20/9) malam.
Menurut dia, banyak persoalan yang dialami warga korban banjir bandang, yakni kebutuhan dasar logistik, tempat tinggal sementara, MCK, dan air bersih.
"Semua itu menjadi masalah bagi para warga korban banjir bandang di wilayah Garut sekitarnya," katanya.
Terkait dengan berbagai persoalan itu, PMI berupaya membantu meringankan warga dengan membuat delapan MCK darurat di perkampungan warga yang dilanda banjir di Kecamatan Tarogong Kidul.
Menurut dia, penyediaan MCK darurat merupakan hal yang penting untuk memberikan kenyamanan masyarakat dan menjaga kesehatan mereka pascabanjir.
"Penyediaan MCK yang tidak baik sangat berpotensi menimbulkan timbulnya berbagai penyakit, seperti diare dan penyakit kulit dan lainnya," katanya.
Terkait dengan penyediaan air bersih, PMI bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum Garut untuk menyuplai air setiap hari.
"Setiap harinya kita menerjunkan enam kendaraan mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter untuk memenuhi dan menyuplai pasokan di pemukiman warga," kata Atep.
Seorang warga korban banjir, Yeyet (52), mengatakan banjir bandang yang menimpa rumahnya itu mengakibatkan tersendatnya aliran air melalui saluran air bersih.
Sumber air seperti sumur, kata dia, kotor karena bercampur dengan lumpur banjir.
"Sumur di rumah kotor sehingga kebutuhan air bersih terganggu, dengan adanya bantuan air bersih, kami merasa terbantu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016