Antarajabar.com - Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendorong inovasi dan kreatifitas desain komoditas itu untuk meningkatkan daya saing dan meraih pasar ekspor yang lebih luas.

"HIMKI terus melakukan terobosan, pelatihan dan juga pendampingan untuk mendorong inovasi desain di kalangan pelaku usaha ini, hal itu untuk bisa lebih berdaya saing khususnya dalam ekspor," kata Ketua DPD HIMKI Bandung dan Priangan Elina Farida di Bandung, Sabtu.

Menurut Elina industri mebeul dan furniture merupakan salah satu komoditas ekspor yang harus kembali bangkit, dan mencari pasar baru disamping pasar tradisional selama ini.

Ia mengakui belum bangkitnya pasar tradisional meubel di Eropa, perlu dilakukan terobosan untuk menembus pasar baru baik di Asia, Amerika, bahkan di Afrika dan Amerika latin.

"Kans kita cukup besar, dari sisi kualitas produk bisa bersaing. Dan komitmen pelaku usaha meubel dan furniture cukup besar untuk tetap bertahan dan mencari pasar baru," kata Erlina.

Salah satu upaya untuk kembali membangkitkan spirit sektor meubel dan furniture, HIMKI pusat dan daerah akan menggelar Indonesian International Furniture Expo (IFEX) 2016 yang akan digelar di Gedung Expo Jakarta pada 14-17 Maret 2017.

Kegiatan bertaraf internasional itu akan menampilkan berbagai kreasi dan inovasi produk meubel dan furniture dari seluruh Indonesia, terutama dari daerah produsen meubel produsen furniture sekaligus mengundang buyer dari luar negeri.

Untuk kegiatan itu, HIMKI akan melakukan road show  sosialisasi IFEX 2016 setelah Jakarta dan Bandung, selanjutnya menggelar roadshow di Surabaya, Denpasar, Semarang, Jepara, Solo dan Yogyakarta.

"Dalam roadshow itu akan dilakukan di daerah pengembangan meubel dan furniture, selain itu semangatnya juga akan disosialisasikan kepada pelaku usaha meubel dan furniture seluruh Indonesia," kata Elina.

Sementara itu Ketua DPP  HIMKI, Abdul Sobur mengatakan, sektor industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri penghasil devisa negara yang didukung oleh sumber daya alam dan manusia yang memadai dan tersedia di tanah air.

"Potensi meubel dan furniture Indonesia cukup besar, sayangnya sejak 2008 ada pelemahan pasar di Eropa, sedangkan pasar tradisional kita di sana. Namun ke depan kami optimistis dengan kreatifitas dan inovasi desain bisa bangkit," katanya.

Selain itu, ia optimistis pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo yang notabene berlatar belakang pengusaha diharapkan bisa memberikan spirit dan terobosan terbaik untuk mengembalikan ekspor meubel dan furniture Indonesia di pasar global.

Ia menyebutkan pada 2015, ekspor meubel Indonesia tercatat 1,902 miliar dolar Amerika atau meningkat 1,3 persen dari 2014. Peluang untuk meningkatkannya cukup besar dan juga mengembagkan pasar baru.  
    

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016