Antarajabar.com - Ratusan jamaah itikaf Masjid Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia (DI), mendirikan tenda untuk tempat beristirahat dan menyimpan perlengkapan sehari-hari, di teras juga halaman masjid yang terletak di Jalan Pajajaran Kota  Bandung.

"Kegiatan para jamaah mendirikan tenda sudah berlangsung sekitar lima sampai enam tahun, biasanya tanggal 20 Ramadhan sudah ada, dan berakhir pada tanggal jelah takbiran,"  kata Ketua Pelaksana Kegiatan Harian Ramadhan, Indra Wirasenjaya, Kamis.

Menurutnya, jamaah yang mengikuti kegiatan itikaf berasal dari berbagai daerah, seperti Bandung, Bogor, Cianjur, Ciamis, Sulawesi, Kalimantan, juga orang Indonesia yang bermukim di luar negeri seperti Arab Saudi dan Malaysia.

“Pihak masjid tidak memakai undangan, ataupun sosialisasi ke luar daerah untuk kegiatan itikaf, mereka dengan inisiatif sendiri beribadah di masjid ini,” kata Indra.

Indra mengatakan, kegiatan itikaf bersama sudah berlangsung sejak tahun 1998, tanpa adanya pendirian tenda.

“Awalnya ada satu atau dua mendirikan tenda di masjid, tapi kami menghimbau untuk di area luar masjid karena takut mengganggu kegiatan ibadah dan tatakrama masjid, lalu semakin bertambah masyarakat luar yang hadir bahkan sekarang sampai di halaman dekat parkiran ada jamaah yang mendirikan tenda,” katanya.

Menurut Indra, tenda yang berdiri sekitar 200 buah ini inisiatif dari jamaah yang membawa sanak keluarga.

“Padahal untuk wanita dan anak-anak sudah disediakan tempat di gedung serbaguna, tapi tidak cukup, maka mereka bergabung bersama suami dan sanak keluarga lain untuk mendirikan tenda, biar selalu bersama keluarga juga,” kata Indra.

Indra mengatakan, masjid yang menampung 6.000 jamaah untuk di dalam dan15,000 jamaah jika sampai halaman masjid ini didirikan oleh B.J Habibie.

“Jamaah yang ingin beritikaf di masjid ini tidak dipungut biaya apapun, kecuali yang mendirikan tenda karena untuk ketertiban dan kebersihan, tapi untuk kegiatan itikafnya tidak ada biaya,” tegas Indra.

Salah satu jamaah, Rofiah (68) mengatakan, ia sudah kedua kalinya beritikaf di Masjid Habiburrahman.

“Dari tanggal 20 Ramadhan sudah disini, “Insya Alloh” 30 Ramadhan sudah bisa pulang untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga lainnya,” kata wanita asal Tegal itu.

Rofiah mengatakan, ia bersama adik dan cucunya tinggal di Gedung Serbaguna, karena untuk pendirian tenda sudah penuh.

“Pihak Masjid memberi fasilitas yang nyaman, dan terjamin untuk jamaah disini,” kata Rofiah.

Indra menuturkan, tidak ada perbedaan secara spesifik dari Masjid Habiburrahman.

“Mungkin para jamaah tertarik dengan program konsisten dari Habiburrahman yang melaksanakan “Qiyamullail” dengan minimal tiga juz bacaan Al-Quran, jadi selama 10 hari itikaf, bisa khatam Al-Quran, dan awal program seperti ini adalah Masjid Habiburrahman,” kata Indra.

Ia berharap, kegiatan itikaf ini bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik, serta bisa meningkatkan nilai keTuhanan.

“Bisa menyatukan keimanan meskipun adanya kemajuan teknologi yang pesat, dan membuat manusia lebih bertaqwa lagi kepada Alloh SWT”.

Pewarta: shofa

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016