Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa Republik Islam Iran tidak menginginkan perang di kawasan tersebut, tetapi sepenuhnya siap menghadapi perang apa pun.
Dalam jumpa pers di Kuwait, Selasa, Araghchi mengatakan bahwa negara-negara di kawasan tersebut dapat mencegah bencana di kawasan melalui upaya bersama.
"Saya kira ada pemahaman bersama untuk menghindari ketegangan," katanya, merujuk pada percakapannya di negara-negara kawasan dan di Kuwait sebagai tujuan ke-11 dalam perjalanannya baru-baru ini.
Serangan rudal Iran terhadap fasilitas militer dan keamanan Israel merupakan langkah defensif dan respons terhadap serangan rezim tersebut, katanya.
"Pesan kami sangat jelas, rezim Zionis berusaha memperluas perang di kawasan tersebut dan kami harus menghentikan bencana ini," kata Araghchi.
Pemerintah Iran melanjutkan kebijakan bertetangga dengan baik, tegasnya.
"Semua negara tetangga meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayah udara dan tanah mereka digunakan untuk melawan Iran," kata Araghchi.
"Kami memantau dengan saksama pergerakan pangkalan-pangkalan AS dan mengawasi semua pergerakan dan penerbangan mereka, dan kami akan menyampaikan informasi yang kami miliki tentang mereka di Kuwait kepada otoritas Kuwait," kata Menlu Iran itu.
Iran menikmati hubungan dagang senilai lebih dari 10 miliar dolar (sekitar Rp155,5 triliun) dengan negara-negara Teluk Persia, katanya, seraya menambahkan bahwa kapasitas ekonomi antara Iran dan Kuwait sangat tinggi.
Mengenai ancaman Israel, Araghchi mengatakan bahwa semua negara di kawasan itu "telah memberi tahu kami bahwa mereka menentang segala serangan terhadap Iran."
"Menargetkan fasilitas nuklir dan bahkan mengancam fasilitas nuklir adalah kejahatan internasional, tentu saja, kami tahu bahwa Israel tidak mematuhi aturan apa pun," tambahnya.
Sumber: IRNA-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran tegaskan tidak kejar perang, tapi sepenuhnya siap untuk perang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Dalam jumpa pers di Kuwait, Selasa, Araghchi mengatakan bahwa negara-negara di kawasan tersebut dapat mencegah bencana di kawasan melalui upaya bersama.
"Saya kira ada pemahaman bersama untuk menghindari ketegangan," katanya, merujuk pada percakapannya di negara-negara kawasan dan di Kuwait sebagai tujuan ke-11 dalam perjalanannya baru-baru ini.
Serangan rudal Iran terhadap fasilitas militer dan keamanan Israel merupakan langkah defensif dan respons terhadap serangan rezim tersebut, katanya.
"Pesan kami sangat jelas, rezim Zionis berusaha memperluas perang di kawasan tersebut dan kami harus menghentikan bencana ini," kata Araghchi.
Pemerintah Iran melanjutkan kebijakan bertetangga dengan baik, tegasnya.
"Semua negara tetangga meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayah udara dan tanah mereka digunakan untuk melawan Iran," kata Araghchi.
"Kami memantau dengan saksama pergerakan pangkalan-pangkalan AS dan mengawasi semua pergerakan dan penerbangan mereka, dan kami akan menyampaikan informasi yang kami miliki tentang mereka di Kuwait kepada otoritas Kuwait," kata Menlu Iran itu.
Iran menikmati hubungan dagang senilai lebih dari 10 miliar dolar (sekitar Rp155,5 triliun) dengan negara-negara Teluk Persia, katanya, seraya menambahkan bahwa kapasitas ekonomi antara Iran dan Kuwait sangat tinggi.
Mengenai ancaman Israel, Araghchi mengatakan bahwa semua negara di kawasan itu "telah memberi tahu kami bahwa mereka menentang segala serangan terhadap Iran."
"Menargetkan fasilitas nuklir dan bahkan mengancam fasilitas nuklir adalah kejahatan internasional, tentu saja, kami tahu bahwa Israel tidak mematuhi aturan apa pun," tambahnya.
Sumber: IRNA-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran tegaskan tidak kejar perang, tapi sepenuhnya siap untuk perang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024