Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) yang merupakan bagian dari Garuda Indonesia Group memberikan apresiasi kepada onboard cleaner atau petugas kebersihan karena melaporkan dan mengembalikan temuan barang senilai Rp50 juta di Kereta Cepat Jakarta - Bandung atau Whoosh.
Direktur SDM & Operasi PT GDPS Vicky Firmansyah di Tangerang, Rabu, mengatakan barang yang ditemukan berupa laptop, iPhone 15 Pro Max, dan iPhone 14, pada 13 Juli 2024. Adapun yang menemukan adalah Deni Aeppudin, seorang petugas kebersihan PT GDPS yang bertugas pada saat itu.
“Tindakan Deni Aeppudin mengembalikan barang tersebut merupakan salah satu implementasi PURE sebagai budaya perusahaan dalam mencapai keunggulan operasional dan memberikan pelayanan yang luar biasa kepada setiap pelanggan,” kata dia.
Sebagai BPO (Business Process Outsourcing), lanjutnya, PT GDPS telah mengukuhkan Passionate, fUn, and caRE (PURE) sebagai budaya perusahaan untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
Inisiatif ini merupakan implementasi dari salah satu nilai PURE yaitu passionate dengan menjadi pribadi yang amanah dan tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.
"PURE adalah nilai yang kami pegang teguh di GDPS. Dengan menerapkan nilai-nilai PURE, GDPS diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," katanya.
Tindakan tersebut, lanjutnya, merupakan implementasi nyata dari dedikasi dan kejujuran yang dilakukan oleh GDPS dalam pelayanan sehari-hari, serta contoh yang baik tentang bagaimana nilai-nilai PURE diterapkan dalam kehidupan perusahaan.
Selanjutnya PT GDPS terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja dengan nilai-nilai etika dan moral yang kuat, berlandaskan PURE sebagai budaya perusahaan.
"Besar harapan agar value ini dapat mendorong semangat kerja yang positif untuk menghasilkan pelayanan yang optimal di setiap lini serta memberikan solusi terbaik kepada pelanggan," katanya.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyayangkan perilaku penumpang kereta cepat Whoosh yang tidak menjaga fasilitas di transportasi itu.
"Sangat menyedihkan, ini soal perilaku," ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam jumpa pers mingguan yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin.
Nia menilai, oknum penumpang yang memang sengaja melepas bantal dari sandaran kursi Whoosh itu merupakan perbuatan tidak terpuji. Karenanya, pihaknya menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga fasilitas umum demi kenyamanan bersama.
Sepakat dengan Nia, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno turut menyayangkan kejadian yang menyebabkan hilangnya enam buah bantal kursi kereta Whoosh.
"Sepakat banget," ujarnya.
Diketahui, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan telah mengantongi data pelaku lewat 44 CCTV di kereta, menyusul enam kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta cepat Whoosh.
Pihak KCIC menyayangkan perilaku penumpang yang tidak menjaga fasilitas bantal pada sandaran kursi kereta kelas premium ekonomi di rangkaian kereta cepat Whoosh. Untuk itu, Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengimbau kepada seluruh penumpang agar tidak melepas atau mengambil bantal pada sandaran kursi kereta.
“Sampai dengan Juli 2024, sudah terjadi 6 kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta Whoosh. Keseluruhan kasus tersebut dapat ditelusuri melalui 44 CCTV yang tersedia pada setiap rangkaian kereta,” kata Eva, di Jakarta, Sabtu (27/7).
Berdasarkan hasil penelusuran CCTV, terdapat oknum penumpang yang memang sengaja melepas bantal dari sandaran kursi. Begitu juga dari beberapa kasus sebelumnya bahwa terdapat juga oknum yang diduga yang dengan sengaja mengambil bantal tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Petugas kebersihan Whoosh kembalikan barang temuan senilai Rp50 juta
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Direktur SDM & Operasi PT GDPS Vicky Firmansyah di Tangerang, Rabu, mengatakan barang yang ditemukan berupa laptop, iPhone 15 Pro Max, dan iPhone 14, pada 13 Juli 2024. Adapun yang menemukan adalah Deni Aeppudin, seorang petugas kebersihan PT GDPS yang bertugas pada saat itu.
“Tindakan Deni Aeppudin mengembalikan barang tersebut merupakan salah satu implementasi PURE sebagai budaya perusahaan dalam mencapai keunggulan operasional dan memberikan pelayanan yang luar biasa kepada setiap pelanggan,” kata dia.
Sebagai BPO (Business Process Outsourcing), lanjutnya, PT GDPS telah mengukuhkan Passionate, fUn, and caRE (PURE) sebagai budaya perusahaan untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
Inisiatif ini merupakan implementasi dari salah satu nilai PURE yaitu passionate dengan menjadi pribadi yang amanah dan tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.
"PURE adalah nilai yang kami pegang teguh di GDPS. Dengan menerapkan nilai-nilai PURE, GDPS diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," katanya.
Tindakan tersebut, lanjutnya, merupakan implementasi nyata dari dedikasi dan kejujuran yang dilakukan oleh GDPS dalam pelayanan sehari-hari, serta contoh yang baik tentang bagaimana nilai-nilai PURE diterapkan dalam kehidupan perusahaan.
Selanjutnya PT GDPS terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja dengan nilai-nilai etika dan moral yang kuat, berlandaskan PURE sebagai budaya perusahaan.
"Besar harapan agar value ini dapat mendorong semangat kerja yang positif untuk menghasilkan pelayanan yang optimal di setiap lini serta memberikan solusi terbaik kepada pelanggan," katanya.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyayangkan perilaku penumpang kereta cepat Whoosh yang tidak menjaga fasilitas di transportasi itu.
"Sangat menyedihkan, ini soal perilaku," ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam jumpa pers mingguan yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin.
Nia menilai, oknum penumpang yang memang sengaja melepas bantal dari sandaran kursi Whoosh itu merupakan perbuatan tidak terpuji. Karenanya, pihaknya menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga fasilitas umum demi kenyamanan bersama.
Sepakat dengan Nia, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno turut menyayangkan kejadian yang menyebabkan hilangnya enam buah bantal kursi kereta Whoosh.
"Sepakat banget," ujarnya.
Diketahui, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan telah mengantongi data pelaku lewat 44 CCTV di kereta, menyusul enam kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta cepat Whoosh.
Pihak KCIC menyayangkan perilaku penumpang yang tidak menjaga fasilitas bantal pada sandaran kursi kereta kelas premium ekonomi di rangkaian kereta cepat Whoosh. Untuk itu, Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengimbau kepada seluruh penumpang agar tidak melepas atau mengambil bantal pada sandaran kursi kereta.
“Sampai dengan Juli 2024, sudah terjadi 6 kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta Whoosh. Keseluruhan kasus tersebut dapat ditelusuri melalui 44 CCTV yang tersedia pada setiap rangkaian kereta,” kata Eva, di Jakarta, Sabtu (27/7).
Berdasarkan hasil penelusuran CCTV, terdapat oknum penumpang yang memang sengaja melepas bantal dari sandaran kursi. Begitu juga dari beberapa kasus sebelumnya bahwa terdapat juga oknum yang diduga yang dengan sengaja mengambil bantal tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Petugas kebersihan Whoosh kembalikan barang temuan senilai Rp50 juta
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024