Kalangan perajin keramik di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, memerlukan regenerasi dari kalangan kaum muda untuk melanjutkan usaha kerajinan rakyat tersebut.

"Sekarang yang jadi perajin keramik sudah pada tua. Kebanyakan orang tua, ada emak-emak, nenek hingga kakek-kakek," kata Nilah, seorang perajin keramik Plered di Purwakarta, Sabtu. 

Regenerasi diperlukan mengingat pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Purwakarta Dani Abdurahman yang optimistis ekspor keramik dari binaan UPTD Pengembangan Sentra Keramik Plered naik tahun ini. 

Ekspor keramik sampai Mei 2024 sudah tercatat enam kontainer sedangkan tahun lalu hanya lima kontainer. Keramik Plered telah diekspor ke Turki, Amerika Serikat, Korea, dan berbagai negara lain.

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengembangan Sentra Keramik Plered, Purwakarta, memiliki 147 unit usaha dengan jumlah perajin 500 orang. Dari 147 unit terbagi dalam empat kategori yakni perajin pengelola bahan baku khusus, perajin produksi, pemasok yang punya warung (galeri) di sepanjang Jalan Raya Anjun, Plered, dan perajin ekspor.

Di tengah optimisme tersebut, kalangan perajin memerlukan regenerasi untuk memastikan keberlangsungan usaha itu. Nilah menyampaikan bahwa saat ini belum ada yang terlihat lagi dari kalangan anak muda yang menjadi perajin keramik di sekitar Kecamatan Plered, khususnya di Desa Anjun. 

Kondisi itu terjadi karena kurangnya minat anak muda untuk menjadi perajin keramik padahal potensi pasar keramik Plered cukup bagus.


 

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024