Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diprediksi bergerak variatif di tengah pelaku pasar bersikap ‘wait and see’ terhadap data inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka menguat 52,08 poin atau 0,73 persen ke posisi 7.228,50. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 10,43 poin atau 1,17 persen ke posisi 900,22.

“IHSG hari ini (28/05) diprediksi bergerak mixed (variatif) dan menguat dalam range 7.130 sampai 7.265,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.

Dari mancanegara, indeks konsumen AS Michigan Consumer Sentiment pada Mei 2024 di level 69,1 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 77,2, yang mencerminkan ekonomi AS yang cenderung landai, sehingga mengindikasikan penurunan suku bunga.

Pelaku pasar juga fokus menantikan rilis data Core PCE AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat (31/05), yang diperkirakan akan kembali naik sebesar 0,3 persen pada bulan lalu.

Dari Asia, indeks indikator ekonomi utama Jepang berdasarkan data tenaga kerja dan sentimen konsumen pada Maret 2024 direvisi lebih tinggi ke level 112,2 dari data awal sebesar 111,4 dan lebih tinggi dari posisi bulan Februari 2024 sebesar 112,1.

Dari dalam negeri, IHSG terkoreksi mengikuti depresiasi nilai tukar rupiah, di mana rupiah Jisdor kembali ke level Rp16.064 per dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan aksi profit taking oleh investor asing khususnya pada saham Big Banks turut menekan laju IHSG.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi variatif di tengah 'wait and see' data inflasi PCE AS

Pewarta: Muhammad Heriyanto

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024