Oleh Syarif Abdullah
Bandung, 23/10 (Antara) - Corak Batik Pakidulan yang mengekspesikan kekayaan kawasan geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu potensi batik yang bisa dikembangkan.

"Batik Pakidulan banyak menggambarkan dan mengekpresikan kekayaan geopark di Ciletuh, dalam pameran terakhir peminatnya cukup bagu," kata Aliyudin Firdaus, pengrajin Batik Pakidulan itu di Bandung, Kamis.

Batik Pakidulan yang merupakan salah satu program binaan PT Bio Farma (persero) itu merupakan salah satu yang dipamerkan pada Jakarta Trade Expo yang berlangung 8-12 Oktober 2014.

Jenis batik yang dipamerkan di stand pameran berkelas internaional itu berasal dari Desa Taman Jaya, Sukabumi elatan itu berhasil menarik perhatian pembeli dari mancanegara.

Aliyudin menyebutkan batik yang diperkenal pada pameran itu mendapat sambutan dan memberi warga pada kegiatan itu. Ia memiliki tiga motif andalan diataranya adalah motif curug yang menggambarkan ekspresi keprihatian jika terjadi pencemaran lingkungan air terjun di kawasan Geopark Ciletuh.

Kemudian Potif Panenjoan yang merupakan ekspresi artistik pemandangan eksotis, amphitheatre raksasa di kawasan geologi purba di Geopark Ciletuh serta Motif Hujungan yang merupakan ekspresi pulau – pulau kecil yang ada di Hujungan, pemandangan batuan geologi Jampang purba yang berusia 65 juta tahun di kawasan Geopark Ciletuh.

Sementara itu PT Bio Farma sebagai bapak angkat pengembangan Batik Pakidulan itu. Kepala Divisi CSR Bio Farma R. Herry mengkarapkan Batik Pakidulan dapat turut serta mewarnai dan melengkapi koleksi batik Indonesia, apalagi dengan keunggulan dan pendaftaran produk hak cipta, sehingga hasil karyanya mendapat apresiasi dan mendapat perlindungan.

Batik itu menurut dia merupakan produk batik ramah lingkungan karena dalam setiap proses pembuatannya telah menerapkan green process seperti penggunaan pewarna kain yang ramah lingkungan dengan teknologi nano.

Saat ini, Batik yang terinspirasi dari keindahan dan eksotisme pesona alam, keanekaragaman hayati dan budaya di kawasan Geopark Ciletuh itu sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI).

Menurut Hatty, Bio Farma memiliki banyak expertise di bidang Green process, seperti pengelolaan air, udara, pengolahan limbah dan lingkungan.

"Kami ingin menularkan expertise di bidang green process kepada mitra binaan, seperti pembudidayaan ikan Koi Mizumi dengan teknologi biosecurenya serta yang terbaru adalah proses pembuatan batik motif Pakidulan," kata Harry menambahkan.

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014