Antarajawabarat.com, 28/9 - PT Kereta Api (PTKA) Indonesia mengabadikan nama Ir H Djuanda menjadi nama Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) yang diresmikan pada puncak HUT ke-69 Kereta Api di Bandung, Minggu.
Peresmian dilakukan oleh Dirut PTKA Ignasius Jonan, Komisaris Utama Imam Haryatna serta disaksikan oleh ahli waris Ir H Djuanda di Pusdiklat PTKA di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung itu.
"Ir H Djuanda adalah Kepala Perusahaan KA pertama di Indonesia, ia juga menjadi salah satu pahlawan KA yang berperan dalam pengambilalihan perusahaan KA dari pemerintahan Jepang," kata Ignasius Jonan.
Ia menyebutkan, penggunaan nama Ir H Djuanda itu sebagai bentuk penghargaan insan perkeretaapian Indonesia atas perjuanganya memerdekakan KA dari penjajahan Jepang.
"Dengan kerendahan hati, saya atas nama PTKA meminta kesediaan keluarha dan ahli waris untuk merestui penggunaan nama Ir H Djuanda bagi Pusdiklat PTKA," kata Jonan.
Puncak peringatan HUT ke-69 Kereta Api itu juga ditandai dengan persembahan kado istimewa yakni dengan keberhasilan perusahaan itu melalui Unit Coervation, Maintenance & Architectur Design menghidupkan kembali lokouap B5112 buatan tahun 1900 yang kemudian diberi nama "Sun" yang berarti matahari.
Pada HUT ke-69 PTKA itu, lokomotif yang rencananya akan dioperasikan di Kota Heritage Solo itu menjadi bintang. Loko tersebut merupakan lokomotif uap pertama yang berhasil diretorasi oleh tim restorasi sehingga saat ini terdapat tiga lokomitif uap yang beroperasi.
"Lokomotif B5112 ini merupakan hasil restorasi pertama dari lokomotif yang sudah tidak hidup selama 36 tahun. Saat ini ada 35 lokomotif lainnya yang diharapkan bisa direstorasi," kata Vice President Conservation, Maintenance & Architecture Design Ella Ubaidi.
Selain itu, kiprah sukes PTKA melakukan revolusi layanan juga diabadikan dalam buku "Mengubah Indonesia Lewat Kereta Api" yang diluncurkan pada acara itu.
Sementar itu upacara peringatan HUT ke-69 KA dilakukan di Balai diklat PTKA dengan pembina upacara Komisaris Utama PTKA Imam Haryatna. Selain itu juga diikuti oleh karyawan baru PTKA yang baru lulus dari pendidikan tahun angkatan VII/2014.
Imam Haryatna menyebutkan PTKA telah mencapai prestasi yang membanggakan melalui pencapaian kinerja yang kian optimal.
"Patut bersyukur pemerintah telah memberi perhatian pada kondisi prasarana perkeretaapian, pertumbuhan kapasitas lintas telah dilakukan oleh pemerintah terutama di Jawa dengan dibangunnya jalur ganda," kata Imam Haryatna.
Sementara itu pengembangan layanan KA juga akan dirasakan oleh masyarakat di Sulawesi, Kalimantan dan juga Papua sehingga angkutan massal itu bisa dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat di kawasan itu.
"Ke depan rakyat Indonesia di Sulawesi, Kalimantan, Papua juga akan mendapatkan layanan kereta api. Mereka tidak hanya mendengar ceritanya saja karena KA akan hadir dan menjadi kenyataan," kata Imam Haryatna.
Selain itu pemerintah melalui Kementerian BUMN telah memberikan perhatian terhadap penguasaan aktiva tetap tanah dan bangunan untuk didayagunakan. Upaya itu dilakukan dengan membentuk direktur yang khusus menangani aset aktiva tetap PTKA.
"Direktorat ini sudah mencapai beberapa keberhasilan dalam menertibkan aset yang dikuasai oleh yang tidak berhak, mensertifikasi aset dan memberdayausahakan aset itu sehingga bisa memberi keuntungan bagi perusahaan," katanya.
Selain itu layanan penumpang yang dilakukan oleh PTKA juga kian maksimal, yang diikuti dengan revitalisasi dan penataan stasiun, sitem tiket online dan pengamanan yang lebih baik dan tertib.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Peresmian dilakukan oleh Dirut PTKA Ignasius Jonan, Komisaris Utama Imam Haryatna serta disaksikan oleh ahli waris Ir H Djuanda di Pusdiklat PTKA di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung itu.
"Ir H Djuanda adalah Kepala Perusahaan KA pertama di Indonesia, ia juga menjadi salah satu pahlawan KA yang berperan dalam pengambilalihan perusahaan KA dari pemerintahan Jepang," kata Ignasius Jonan.
Ia menyebutkan, penggunaan nama Ir H Djuanda itu sebagai bentuk penghargaan insan perkeretaapian Indonesia atas perjuanganya memerdekakan KA dari penjajahan Jepang.
"Dengan kerendahan hati, saya atas nama PTKA meminta kesediaan keluarha dan ahli waris untuk merestui penggunaan nama Ir H Djuanda bagi Pusdiklat PTKA," kata Jonan.
Puncak peringatan HUT ke-69 Kereta Api itu juga ditandai dengan persembahan kado istimewa yakni dengan keberhasilan perusahaan itu melalui Unit Coervation, Maintenance & Architectur Design menghidupkan kembali lokouap B5112 buatan tahun 1900 yang kemudian diberi nama "Sun" yang berarti matahari.
Pada HUT ke-69 PTKA itu, lokomotif yang rencananya akan dioperasikan di Kota Heritage Solo itu menjadi bintang. Loko tersebut merupakan lokomotif uap pertama yang berhasil diretorasi oleh tim restorasi sehingga saat ini terdapat tiga lokomitif uap yang beroperasi.
"Lokomotif B5112 ini merupakan hasil restorasi pertama dari lokomotif yang sudah tidak hidup selama 36 tahun. Saat ini ada 35 lokomotif lainnya yang diharapkan bisa direstorasi," kata Vice President Conservation, Maintenance & Architecture Design Ella Ubaidi.
Selain itu, kiprah sukes PTKA melakukan revolusi layanan juga diabadikan dalam buku "Mengubah Indonesia Lewat Kereta Api" yang diluncurkan pada acara itu.
Sementar itu upacara peringatan HUT ke-69 KA dilakukan di Balai diklat PTKA dengan pembina upacara Komisaris Utama PTKA Imam Haryatna. Selain itu juga diikuti oleh karyawan baru PTKA yang baru lulus dari pendidikan tahun angkatan VII/2014.
Imam Haryatna menyebutkan PTKA telah mencapai prestasi yang membanggakan melalui pencapaian kinerja yang kian optimal.
"Patut bersyukur pemerintah telah memberi perhatian pada kondisi prasarana perkeretaapian, pertumbuhan kapasitas lintas telah dilakukan oleh pemerintah terutama di Jawa dengan dibangunnya jalur ganda," kata Imam Haryatna.
Sementara itu pengembangan layanan KA juga akan dirasakan oleh masyarakat di Sulawesi, Kalimantan dan juga Papua sehingga angkutan massal itu bisa dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat di kawasan itu.
"Ke depan rakyat Indonesia di Sulawesi, Kalimantan, Papua juga akan mendapatkan layanan kereta api. Mereka tidak hanya mendengar ceritanya saja karena KA akan hadir dan menjadi kenyataan," kata Imam Haryatna.
Selain itu pemerintah melalui Kementerian BUMN telah memberikan perhatian terhadap penguasaan aktiva tetap tanah dan bangunan untuk didayagunakan. Upaya itu dilakukan dengan membentuk direktur yang khusus menangani aset aktiva tetap PTKA.
"Direktorat ini sudah mencapai beberapa keberhasilan dalam menertibkan aset yang dikuasai oleh yang tidak berhak, mensertifikasi aset dan memberdayausahakan aset itu sehingga bisa memberi keuntungan bagi perusahaan," katanya.
Selain itu layanan penumpang yang dilakukan oleh PTKA juga kian maksimal, yang diikuti dengan revitalisasi dan penataan stasiun, sitem tiket online dan pengamanan yang lebih baik dan tertib.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014