Sebanyak delapan helikopter milik Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) dilibatkan dalam latihan tempur di langit perbukitan Gunung Sanghyang, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa.
Delapan unit helikopter itu terdiri dari dua unit Helikopter Apache AH 64E, tiga unit Helikopter Fennec AS 550 C3, dua unit Helikopter Bell 412, dan satu unit Helikopter MI 17 V5.
Baca juga: TNI AU menggalang dukungan untuk mengusulkan Surjadi Soerjadarma pahlawan nasional
Dalam latihan itu, sebanyak lima unit di antaranya difungsikan sebagai helikopter perang, tiga unit sebagai helikopter serbu, dan satu sebagai helikopter serba guna termasuk untuk evakuasi dan pemadam kebakaran.
Tiap helikopter itu, menembakkan roket dan peluru berbagai kaliber yang dikendalikan oleh Prajurit Korps Penerbad dan membidik target yang berada di tengah hutan pada badan gunung dengan strategi menggiring musuh ke suatu titik sebagai upaya melumpuhkan lawan.
"Kita bersama melihat (aksi tempur) helikopter kita. Saya kira bisa dilihat kemampuan heli-heli kita juga sangat luar biasa," ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang ditemui usai menyaksikan latihan perang itu.
Lebih lanjut, Maruli mengatakan bahwa latihan dengan berbagai macam gaya menembak dan aksi manuver di atas udara oleh para prajurit TNI AD, akan rutin diselenggarakan.
Dengan tujuan, prajurit TNI AD semakin sigap dan cakap termasuk ketika harus menjalani operasi dalam membidik markas musuh yang sedang bergerilya di tengah hutan.
"Kita akan selenggarakan latihan-latihan ini secara rutin sehingga kemampuan anggota kita akan terus terpelihara dan terus meningkat," ucap Maruli.
Roket yang ditembakkan helikopter itu melesat tepat menuju titik target, seketika roket itu meledak dan kobaran api menyala di titik sasaran.
Tembakan yang tepat sasaran dan persenjataan yang baik serta terjadi berbagai peningkatan teknis termasuk strategi, jadi bekal TNI AD untuk meningkatkan ketangguhan dan pertahanan negara lebih kuat.
"Tadi sempat saya singgung bahwa proses dari alutsista kita mulai bisa kerjakan setelah perencanaan bertahun-tahun. Ke depan saya lihat harus ada peningkatan apakah memungkinkan pusat komando langsung memonitor pos terdepan (helikopter) secara seketika (realtime) ," tuturnya.
Baca juga: Panglima TNI dan Kasad menerima brevet kehormatan Hiu Kencana dari Korps Kapal Selam TNI AL
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Delapan unit helikopter itu terdiri dari dua unit Helikopter Apache AH 64E, tiga unit Helikopter Fennec AS 550 C3, dua unit Helikopter Bell 412, dan satu unit Helikopter MI 17 V5.
Baca juga: TNI AU menggalang dukungan untuk mengusulkan Surjadi Soerjadarma pahlawan nasional
Dalam latihan itu, sebanyak lima unit di antaranya difungsikan sebagai helikopter perang, tiga unit sebagai helikopter serbu, dan satu sebagai helikopter serba guna termasuk untuk evakuasi dan pemadam kebakaran.
Tiap helikopter itu, menembakkan roket dan peluru berbagai kaliber yang dikendalikan oleh Prajurit Korps Penerbad dan membidik target yang berada di tengah hutan pada badan gunung dengan strategi menggiring musuh ke suatu titik sebagai upaya melumpuhkan lawan.
"Kita bersama melihat (aksi tempur) helikopter kita. Saya kira bisa dilihat kemampuan heli-heli kita juga sangat luar biasa," ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang ditemui usai menyaksikan latihan perang itu.
Lebih lanjut, Maruli mengatakan bahwa latihan dengan berbagai macam gaya menembak dan aksi manuver di atas udara oleh para prajurit TNI AD, akan rutin diselenggarakan.
Dengan tujuan, prajurit TNI AD semakin sigap dan cakap termasuk ketika harus menjalani operasi dalam membidik markas musuh yang sedang bergerilya di tengah hutan.
"Kita akan selenggarakan latihan-latihan ini secara rutin sehingga kemampuan anggota kita akan terus terpelihara dan terus meningkat," ucap Maruli.
Roket yang ditembakkan helikopter itu melesat tepat menuju titik target, seketika roket itu meledak dan kobaran api menyala di titik sasaran.
Tembakan yang tepat sasaran dan persenjataan yang baik serta terjadi berbagai peningkatan teknis termasuk strategi, jadi bekal TNI AD untuk meningkatkan ketangguhan dan pertahanan negara lebih kuat.
"Tadi sempat saya singgung bahwa proses dari alutsista kita mulai bisa kerjakan setelah perencanaan bertahun-tahun. Ke depan saya lihat harus ada peningkatan apakah memungkinkan pusat komando langsung memonitor pos terdepan (helikopter) secara seketika (realtime) ," tuturnya.
Baca juga: Panglima TNI dan Kasad menerima brevet kehormatan Hiu Kencana dari Korps Kapal Selam TNI AL
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024